Mohon tunggu...
Harits Fajari Noorsyah Majid
Harits Fajari Noorsyah Majid Mohon Tunggu... Lainnya - Tenaga Administrasi SMK, Freelance Photographer, Anggota Paket Kebaikan

Berpapasan ketika itu dan berharap dengan gurau. Hati bergejolak ketika kau menatap ku kusadar akan itu. terbawa hati dan perasaan. kau singgah tapi tak sungguh. kau pamit ketika purnama belum seutuhnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sorak

14 Agustus 2024   10:10 Diperbarui: 14 Agustus 2024   10:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemercik air mengalir, bisikan harapan memanggil

Kudekati namun, untuk apa ? Apakah bisa untuku mengisi hari hari denganya.

Apakah sanggup aku membuat sebuah sejarah baru tanpa haru denganya.

Deru angin menyapa, bising di kepala dan penuh menggumpal udara di dalam dada.

Tiga, empat, lima, dan enam sebuah angka yang pantas menggambarkan irama jantungku ketika itu, bisa jadi ini suatu reaksi, terhadap orang yang baru ada di hidupku, bak besi berani yang selalu menempel ketika sisi kutub Utara bertemu dengan kutub bagian selatan

Semua nyaman kurasa, bahkan lupa apa yang ku alami sebelumnya lupa dengan apa yg telah meninggalkan aku, karena salah satu ketakutan dari hari hari setelah di tinggalkan adalah kepastian akankah hati terbuka kembali setelah remuk yang terlalu mengunci.

-harits fajari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun