Mohon tunggu...
Haritsah Burhan
Haritsah Burhan Mohon Tunggu... Administrasi - Administrasi

Suka membaca, menulis, dan ingin memiliki ilmu yg lebih luas lagi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bekal Mahasiswa Menuju Dunia Kerja

20 Oktober 2014   00:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:27 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap mahasiswa pasti ingin sukses di dunia kampus agar mempermudah jalan bersaing di dunia kerja setelah lulus kuliah tiga atau empat tahun yang akan datang. Lantas hal-hal apa saja yang sebaiknya diperhatikan oleh mahasiswa baru dan dilakukan sejak sekarang?

Pertama, IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). IPK diibaratkan nilai ujian nasional (UN) siswa sekolah. Angka inilah yang menggambarkan kecerdasan intelektual mahasiswa selama mengikuti perkuliahan dari semester awal hingga semester akhir. IPK rata-rata yang dipersyaratkan saat melamar kerja di negara kita adalah 2,75. Benar jika dikatakan kecerdasan intelektual bukan jaminan untuk mencari pekerjaan atau sukses di dunia kerja. Namun jika kita memiliki IPK yang terlalu rendah atau bahkan dibawah 2,75 maka kesempatan untuk memasuki dunia kerja semakin tidak mudah. Untuk menyiasati supaya mendapatkan IPK yang tinggi seperti yang pernah penulis alami saat kuliah, disarankan kepada mahasiswa baru untuk meraih IP (indeks prestasi) setinggi-tingginya di semester-semester awal. Alasanya materi perkuliahan di semester awal sebagian besar materi yang pernah didapatkan saat sekolah/SMU. Bahkan di beberapa instansi, mereka mempersyaratkan IPK 3,00 bahkan 3,25 untuk melamar pekerjaan. Contohnya seperti penerimaan CPNS tahun ini di lingkungan Pemkot Samarinda. Hal tersebut menandakan angka IPK tidak bisa dikesampingkan.

Kedua, TOEFL/kemampuan bahasa inggris. Tidak dipungkiri bila saat ini tuntunan untuk menguasai bahasa inggris baik aktif maupun pasif di dunia kerja merupakan hal yang lazim. Walaupun tidak menjamin pula setiap mahasiswa yang memiliki skor TOEFL di atas rata-rata dijamin mudah mendapat pekerjaan. Tuntutan tersebut mengindikasikan setiap mahasiswa lulusan perguruan tinggi manapun wajib menguasai bahasa Inggris. Dari pengalaman kerja penulis sebagai HRD di perusahaan BUMN, indikator kemampuan bahasa inggris dilihat dari skor TOEFL, selain nilai bahasa Inggris yang ada di transkrip akademik. Ada juga perusahaan yang meminta TOEIC, bukannya TOEFL. Terlebih saat melamar kerja di perusahaan migas yang mayoritas dimiliki oleh pihak asing. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris selama menjadi mahasiswa ada beberapa cara. Salah satunya mengikuti english class atau english community yang sudah banyak hadir di setiap kampus. Cara lainnya adalah mengikuti kursus-kursus bahasa inggris yang diselenggarakan oleh lembaga bahasa yang telah berpengalaman. Berapa skor yang harus dimiliki mahasiswa ketika lulus kuliah? semuanya tergantung dari kebijakan masing-masing kampus. Namun semakin tinggi skor TOEFL yang dimiliki, kesempatan untuk bersaing di dunia kerja semakin terbuka.

Ketiga, pengalaman magang. Beberapa iklan lamaran kerja yang dijumpai di media online atau offline hanya membuka lowongan untuk mereka yang berstatus fresh graduates alias lulusan baru. Lantas bagaimana pihak perusahaan menilai para pelamar yang paling siap bekerja padahal kesemua pelamar belum pernah merasakan dunia kerja? Salah satu indikatornya adalah dilihat dari pengalaman magang. Pengalaman magang yang penulis maksud termasuk pengalaman melakukan Co-op di perusahaan migas. Pihak perusahaan menilai pelamar yang telah memiliki banyak pengalaman magang layak dipertimbangkan karena mereka sudah merasakan dunia kerja seperti apa walaupun status mereka hanya magang, terlebih bisa magang di perusahaan besar seperti perusahaan migas atau perbankan. Penulis menyarankan kepada mahasiswa baru yang tidak diwajibkan magang atau PKL oleh pihak kampus agar melakukan magang saat libur semester. Biasanya kampus yang tidak mewajibkan magang hanya mewajibkan KKN untuk mahasiswanya. Namun hanya mengandalkan pengalaman KKN saja terbilang sulit untuk bersaing di dunia kerja. Umumnya mahasiswa melakukan magang saat libur semester dari semester dua ke semester tiga dan libur semester dari semester empat ke semester lima.

Keempat, pengalaman organisasi. Tidak salah jika tujuan kuliah untuk mendapat IPK setinggi-tingginya. Jika bisa mendapat IPK dengan predikat cum-laude, mengapa tidak?. Namun perlu diketahui bahwa tujuan kuliah tidak hanya itu tapi juga melatih pengembangan diri termasuk jiwa kepemimpinan. Salah satu cara terpopuler untuk melatih pengembangan diri adalah dengan mengikuti organisasi/lembaga kemahasiswaan yang ada di lingkungan kampus. Dengan mengikuti organisasi, kita bisa mengukur seberapa jauh kita mampu mengemban tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita. Kita juga melatih kemampuan komunikasi dan kerjasama dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Tanpa kita sadari, tanggung jawab, komunikasi dan kerja sama merupakan hal-hal yang kita temui dalam dunia kerja. Itulah sebabnya kenapa saat melamar pekerjaan selalu ditanyakan pengalaman organisasi baik secara lisan maupun tulisan, karena keduanya banyak kesamaan. Satu-satunya perbedaan mendasar antara organisasi/lembaga kemahasiswaan dengan dunia kerja adalah kompensasi. Saat bergabung di sebuah lembaga kemahasiswaan, kita tidak di beri kompensasi (materi). Namun di dunia kerja kita mendapatkan kompensasi (materi) yang rutin kita terima, padahal kita sama-sama memiliki tanggung jawab. Banyak ditemukan lembaga kemahasiswaan di setiap jurusan/fakultas mulai dari yang fokus di bidang olahraga, pecinta alam, seni, bahasa, agama, dan lainnya. Akan terasa sempurna jika mahasiswa bila lulus kuliah tepat waktu dengan nilai memuaskan serta sukses menjalankan organisasi

Kelima, pelatihan/seminar/field trip. Adakalanya sebuah kampus melakukan pelatihan atau seminar yang diisi oleh praktisi. Salah satu tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut adalah untuk melengkapi materi yang di dapat saat kuliah. Contohnya penyelenggaraan field trip. Saat di kelas, mahasiswa diajarkan bagaimana sebuah produk dibuat. Untuk lebih jelasnya, mahasiswa melakukan field trip untuk melihat langsung proses pembuatan produk tersebut. Tujuan lain diadakan pelatihan/sejenisnya adalah meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan. Penulis sarankan kepada mahasiswa baru untuk rajin mengikuti kegiatan sejenis terutama yang berkaitan dengan mata kuliah yang diambil karena akan menambah pengetahuan yang pastinya dibutuhkan saat bekerja.

Itulah beberapa hal yang bisa penulis berikan kepada mahasiswa baru. Bisa mendapatkan semuanya memang bukan satu jaminan meraih sukses di dunia kerja namun setidaknya memperbesar peluang untuk bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif. Semoga sukses dan selamat belajar untuk seluruh agent of change.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun