Mohon tunggu...
Yusuf Haris
Yusuf Haris Mohon Tunggu... Operator - Karyawan swasta

Bukan ahli hanya ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menunda dan Kemalasan Penyebab Gagal Finish Maksimal

24 Juni 2023   10:25 Diperbarui: 24 Juni 2023   10:27 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punya goals tapi sulit banget untuk mencapai nya? Sudah mulai tapi tiba-tiba hilang motivasi? Atau mungkin baru bisa mengerjakan nya setelah dekat deadline? Pastinya bikin frustasi dan mungkin juga akhirnya bikin kita berhenti ditengah jalan atau mungkin bisa selesai tapi dengan kualitas yang kurang. Sepertinya ini sebuah momok bagi setiap orang. Gak memungkiri, ini sering juga terjadi di diri saya.

Iseng-iseng buka google play books di handphone, dipertemukan lah dengan sebuah buku karya Roman Gelperin yang berjudul "Addiction procrastination and laziness, a proactive guide to the psychology of motivation". Dari judul nya sangat menarik untuk saya download. Namun nasib kurang beruntung, uang di rekening belum cukup untuk download full version, alhasil cuma bisa cicip versi sampel nya saja. Akan tetapi, dari beberapa halaman sampel ini secara garis besar saya bisa menemukan jawaban tentang semua pertanyaan di atas.

Ternyata faktor utama kenapa kita selalu gagal dalam mencapai apa yang menjadi tujuan kita adalah karena kita terlalu fokus pada hasil, meremehkan setiap proses dan mengabaikan konsekuensi. Akhirnya timbul lah rasa malas dan sering menunda untuk mengerjakan nya. Kita ingin mendapatkan hasil yang sesuai dengan ekspektasi, namun di sisi lain kita enggan untuk melakukan apa yang menjadi keharusan untuk mendapatkan nya.

Antara keinginan untuk memulai proses dan keinginan untuk mendapatkan hasilnya kadang bertolak belakang. Keinginan yang paling kuat lah yang mempengaruhi keputusan untuk melakukan apa yang akan kita pilih. Keduanya hanya ada dalam angan kita sebagai ide dan antisipasi terhadap sesuatu di masa depan dan hanya sekedar prospektif. Untuk mewujudkan nya dibutuhkan tindakan yang nyata yang didasari dengan kesadaran akan konsekuensi dari setiap tindakan yang kita pilih.

Terus gimana cara mengatasi nya? Mungkin banyak metode dari para ahli psikologi yang bisa kita adopsi untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi ada satu metode yang saya pakai dari seorang Mel Robbins, yaitu 5 second rules.

Menurut Mel Robbins, jika kamu punya insting atau keinginan paksa diri kita untuk melakukan itu, pahami dan pikiran bahwa keinginan itu adalah hal yang penting dan lakukan lah dalam lima detik. Seperti NASA meluncurkan roket nya dalam hitungan mundur lima detik, lakukan lah hal yang sama. Ini disebut Metacognition (mengelabuhi otak). Yang mana selama lima detik itu kita menginterupsi Prefrontal Cortex (PFC). Di kutip dari The Science Of Psychotheraphy , PFC adalah bagian dari otak yang sangat penting untuk membuat keputusan, rencana, dan tindakan dalam mencapai suatu tujuan. Jika otak kita berjalan tanpa kendali, fungsi PFC ini akan terganggu. Dan jika lebih dari lima detik kita tidak membuat sebuah keputusan, otak akan mengesampingkan atau melupakan keinginan tersebut.

Lakukan lah 5 second rules ini secara berkelanjutan, ketika setiap kali anda merasa malas atau ingin menunda, sehingga menjadi suatu habit. Metode ini ampuh bagi saya untuk mengatasi problem susah untuk bangun lebih pagi hehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun