Mohon tunggu...
Haris Xyz
Haris Xyz Mohon Tunggu... -

penggemar rawon, rujak cingur dan kikil.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ayo Sadar Wisata

15 Maret 2010   10:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:25 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

para pembaca yang budiman (dan budiwati)

kalau kita berwisata ke suatu tempat, trus kita ngapain di sana?  apalagi tempat itu begitu khusus, spesial, sulit dijangkau, terkenal dan ..mbuh apalagi ...    ayo ngapain coba?

iya benar, 100 buat anda, kita foto-foto, bergambar di sana.  tengoklah facebook, para facebooker selalu menampilkan foto-fotonya ketika mejeng di tempat wisata, entah itu dalam-negri atau luar-negri.   kalau yang pernah ke luar negri, walau cuman ke singapur, maka pasti dipajang fotonya di sekitar esplanade dekat pagar besi berlatar-belakang merlion muntah ....  hayoooo benar tidakkk?  hmmm itu sangat manusiawi, wajar, normal-2 saja, dan memang begitulah kita .... agak seneng narsis, hehehehe ...

jadi?

sebetulnya penting lho, DTW (daerah tujuan wisata) mempunyai 'icon' yang bener-bener berciri khas daerah tersebut, kalau bisa tak ada duanya di dunia, sehingga kalau turis datang dan bisa berfoto di sana dan memamerkan pada semua temannya ..."ini lho saya sudah sampai di patpong" ...misalnya....

singapur yg kecil itu, bener-bener memperhatikan setiap jengkal tanahnya, kalau bisa harus mendatangkan uang ...  , makanya setiap jengkalnya diusahak bersih sih sih ... supaya menarik.  menarik?  tanah kosong menarik ?   lha iya lahhh, mau dilewati menuju ke suatu tempat yang lebih menarik koq ..

malaysia juga mengejar singapur (wah kalau ngomong soal malaysia nih, agak sensitif, pasti ada pihak yg seperti 'terganggu jiwanya') ...   di Melaka itu, yang terkenal dengan Majelis Bandar Melaka Bersejarah (MBMB) dan kota warisan dunia versi UNESCO...   banyak turis ke sana, cuman melihat Gereja Merah, foto-foto di sana, mejeng di depan becak wisata yang warna-warni, terus pulang.    nah cuman gitu aja, tapi yang datang kok ya banyak sekali (mendatangkan devisa kan?)

cuman gitu aja?   oh tidak friends ...  itu gereja entah peninggalan tahun berapa saya lupa, kayaknya tahun 1800-an, dan di cat merah semua dindingnya.  bahkan toko-2 di seputar situ juga di cat merah, dan kalau malam di beri lampu merah .... nah itu yang tak biasa .... jadi bagus dan menarik utk diabadikan (difoto maksud saya).   pemandangan seperti itu tidak bisa dijumpai di tempat lain, padahal ya cuma toko di cat merah dikasih lampu, wis.

ibaratnya, di melaka itu, kalau ada batu tiga biji ditumpuk, lalu dicat, lalu ditulisi misalnya bekas tungku Hang Tuah....  maka turis sudah berduyun-duyun kesana ...  saya sampai heran si Hang Tuah itu orang mana ya, pahlawan atau bukan, meninggalnya dimana jadi nggak jelas.    masalahnya di melaka dan di palembang ada makamnya, ada sumurnya ada tandasnya juga, hehehehe ...

bahkan, rumah saya, dekat Universitas Hang Tuah (surabaya lho),  terus kantor saya juga di Jalan Hang Tuah (Melaka lho),  saya bingung sendiri...dengan Hang Tuah ini, tapi ya wis ben, saya cuma bermaksud nama Hang Tuah ini sungguh menarik para turis.   temannya si Hang Jebat juga katut terkenal.

oh ya di melaka ada tempat wisata baru, baru dibuat benteng dan diberi meriam menghadap ke laut, lalu dikatakan bekas benteng portugis sejak tahun mbuh piro ..., yang jelas waktu saya datang benteng itu nggak ada,  sekarang ada ... bangunannya, catnya (warnanya) dibuat seakan-akan bangunan sudah ratusan tahun .... tiap hari saya lewat sana, banyak turis foto-2 di sana.  tersedia bus-nya juga, warna merah juga namanya 'panorama', ada yg double-decker, pasti lewat situ.  (situ=sekitar gereja merah dan benteng itu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun