Mohon tunggu...
Hari Suryanto
Hari Suryanto Mohon Tunggu... Dosen - smart

Mengajar dalam film dokumenter, fotografi seni pertunjukan dan penelitian tentang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Relif Pemusik di Candi Borobudur

3 Mei 2021   18:39 Diperbarui: 4 Mei 2021   06:52 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Buku Karmavibhanga , telaah perbuatan dan akibatnya, Karya : Anandajoti Bhikku)

Perjalanan bersama Borobudur

Pada tahun 2005-2007 pada suatu kesempatan penulis  menjadi editor serta kameramen terlibat dalam sebuah film dokumenter berjudul " Sang Buddha Bersemayam di Borobudur" , karya sutradara Marselli Sumarno  dan film ini dinobatkan sebagai Film Dokumenter terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2007 di Pekanbaru Riau. 

Perjalanan menelusuri Borobudur tidak berhenti sampai pada festival itu saja, seolah perjalanan itu terus mengalir dan membawa  penulis keberbagai  wilayah Buddhis, terlibat dalam upacara serta ritualnya di berbagai kota dan pulau bersama YM Bhante Dhammasubho Mahathera. Pada tahun 2017 di sebuah acara Borobudur Writer and Culturer yang diadakan di Borobudur  terlibat dan semakin tertarik ketika dipaparkan oleh bapak  Salim Lie  tentang Relief Gandayuha,  

Relief inti yang menceritakan Sudhana yang melakukan perjalanan mencari pengetahuan tinggi  tentang kebenaran sejati. Sumber cerita ini berasal dari kitab Gandawyuha yang merupakan bagian dari kitab Buddha aliran Mahayana. Borobudur semakin membawa lebih dalam untuk diselami rahasia yang ada didalamnya. Semakin mempelajari cerita yang terpahat didalam panelnya, maka semakin mendapatkan pencerahan.

Berkah itu terus mengalir, penulis mendapatkan 5 buku dari Bhante Mitta Sugiri lima buku, buku itu karangan dari Bhiku Anandajoti yang menjelaskan tentang relief di Borobudur lengkap dengan gambar. Kelima buku tersebut adalah Karmavibhanga, Jataka, Avadana, Lalitawistara, Gandayuha. 

Pada tahun 2019 kembali terlibat dengan Sound of Borobudur untuk mendokumentasikan 3 repertoar dalam sebuah klip. Nada dalam petikan dawai, tiupan seruling serta pukulan pada membran kendang kendi (dari gerabah) mengalun indah dalam sebuah repertoar. In sangat Unik dan sangat menarik dimana terdapat berbagai alat musik yang terpahatkan di relief seperti alat musik gesek, tiup, pukul dan petik.  Kembali melihat musik dimasa silam membawa rasa keingintahuan untuk mempelajarinya.

Musik pada relief Karmavibhanga

Buku yang di tuliskan oleh Bhikku Anandajoti menjelaskan kembali kepada kita tentang sebuah cerita yang terkandung didalam panel relief Borobudur dilengkapi beberapa nilai yang menyertainya.  Musik menjadi bagian dalam kebudayaan pada masa itu, hal ini nampak pada pahatan relief yang menggambarakan para pemusik dan alat instrumenya. Beberapa relif yang menggambarkan musik dapat kita lihat pada beberapa cerita Karmavibhanga, Jataka, Avadana, Lalitavistara.  Sususan candi terbawah Candi Borobudur adalah Karmavibhanga, beberapa relief pemusik dan instrumenya terpahat dalam beberapa panel.

(buku Karmavibhanga , telaah perbuatan dan akibatnya, karya : Anandajoti Bhikku)
(buku Karmavibhanga , telaah perbuatan dan akibatnya, karya : Anandajoti Bhikku)
Dalam buku Karmavibhanga Bhikku Anandajoti menceritakan tentang mahluk yang suka mengejek dan meremehkan akan berakibat sama dengan perbuatanya.  Lebih lanjut dituliskan, penghinaan kepada orang miskin pasti menjadi  sebab yang dimaksud disini, yang cukup selaras dengan yang kita duga, beberapa pemusik jalanan tampil untuk pasangan yang anggun yang duduk di anjungan, dan menyodorkan mangkuk derma, tetapi tangan orang diturunkan menandakan bahwa ia tidak memberikan kepada mereka.  Hal ini dapat menjadi akibat dikehidupan yang akan datang ia akan terlahir sebagai pemusik jalanan dan menderita penghinaan yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya.

(buku Karmavibhanga , telaah perbuatan dan akibatnya, karya : Anandajoti Bhikku)
(buku Karmavibhanga , telaah perbuatan dan akibatnya, karya : Anandajoti Bhikku)
Pada relief ini diceritakan tentang sepuluh perbuatan membawa pada kelahiran ulang di surga indriawi. Lebih jauh dituliskan didalam buku Karmavibhanga telaah perbuatan dan akibatnya, Pohon dan para kinara kembali memberi petunjuk bahwa kelahiran ulang disalah satu surga indriawi dikiri, seseorang dengan lingkaran cahaya dikelilingi oleh selir dan para pelayan. Ia sekarang adalah dewa, berkat perbuatanbaiknya. Perhatikan pemusik surgawi memainkan kecapi besar.

Musik pada relief Jataka

(buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha, Karya : Anandajoti Bhikku)
(buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha, Karya : Anandajoti Bhikku)
Pada panel ini dikisahkan dalam buku Jataka cerita kelahiran lampau Buddha, Bodhisattwa pernah menjadi raja yang bijak dengan kerajaan yang tentram dan makmur. Suatu masa kerajaan dilanda kekeringan dan para penasehatnya menyarankan pengorbanan mahluk hidup, hati sang raja menentang itu. Raja mengeluarkan pengumuman bahwa merekan yang bijak akan selamat, sementara merekayang berbuat salah akan dikorbankan demi kebaikan negeri. 

Para pewarta keliling membuat  pengumuman, satu orang memainkan kendang untuk menarik perhatian dan lainya mewartakan perintah raja.  Akhirnya para rakyat  sangat mengendalikan diri supaya tidak jadi korban. Sekarang hujan turun dan wilayah itu menjadi subur dan makmur, san raja memutuskan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya kemudian raja membagikan kekayaanya kepada rakyat.

(buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha , Karya: Anandajoti Bhikku)
(buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha , Karya: Anandajoti Bhikku)
Relief tunggal, nampak dalam panel ini digambarkan sebuah tarian yang diiring oleh para pemusik bermain kendang (udu) dan seruling. Musik hardir sebagai pengiring dalam sebuah tarian.

buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha, Karya : Anandajoti Bhikku)
buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha, Karya : Anandajoti Bhikku)
buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha, Karya : Anandajoti Bhikku)
buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha, Karya : Anandajoti Bhikku)
Adegan arak-arakan, nampak para pemusik  dan para peserta sedang berjalan dalam sebuah arak-arakan, musik hadir untuk menjadi penyemarak kegiatan arak-arakan , sehingga acara menjadi lebih meriah.

(buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha, Karya : Anandajoti Bhikku)
(buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha, Karya : Anandajoti Bhikku)
Adegan didalam panel relief ini  menceritakan seorang raja yang sedang melihat pertunjukan tari. Di sebelah kiri nampak raja yang sedang duduk  bersama ratu dan para dayangnya, mereka menonton pergelaran tari yang diiringi oleh para pemusik yang duduk dibawah.

(buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha, Karya : Anandajoti Bhikku)
(buku Jataka , Cerita kelahiran lampau Buddha, Karya : Anandajoti Bhikku)
Pada panel relief ini digambarkan para pemain musik sedang ber4main musik di sebuah stupa dan nampak disebelah kiri orang-orang sedang membawa bunga disebuah nampan  untuk dipersembahkan, sedangkan nampak disebelah kanan seseorang berlutut  membawa bunga. Musik dalam panel ini hadir pada sebuah ritual yang sangat khikmat sebagai media untuk menghantar pada susasana meditatif.

Musik pada Relief   Avananda

(buku Avananda , Karya : Anandajoti Bhikku)
(buku Avananda , Karya : Anandajoti Bhikku)
Raja menyerahkan Manohara kepada Sudhana beserta rombonganya dan mereka beristirahatdi istana Kinara dengan iringan musik mereka dapat menikmati kesenangan. Musik hadir dalam beberapa acara resmi seorang raja untuk membuat suasana lebih nyaman dan damai.

Relief pada  relief Lalitavistara

(buku Lalitavistara , CKarya : Anandajoti Bhikku)
(buku Lalitavistara , CKarya : Anandajoti Bhikku)
Panel relif ini menggambarkan para pemusik sedang bermain musik di Surga Tusita. Dari panelini kita dapat berasumsi bahwa musik pun ada dan dimainkan dalam surga. Begitu mulianya musik memiliki kedudukan tersendiri didalam setiap kehidpuan masyarakat dan deang ada di Candi Borobudur.wa.

Ternyata leluhur kita diamasa lampau  telah menuliskan sebuah cerita yang sangat indah dan memiliki nilai tinggi pada relief yang terpahat di Borobudur. Relief bertema musik di Borobudur berjumlah lebih dari 200 relief yang berada di 40 panil, dan menampilkan lebih dari 60 jenis instrumen alat musik . Musik hadir dimasyarakat dalam berbagai kegunaan seperti untuk pertunjukan, peristiwa budaya (arak-arakan)  dan untuk ritual. 

Hubungan anatara musik, masyarakat dan ritual keagamaan masih dalam satu rantai yang tidak dapat dipisahkan. Musik sebagai media komunikasi bunyi yang mengahantarkan orang utnuk menemukan nilai baik dalam kehidupan sosisal atau kehidupan spiritual dalam mencapai hidup yang harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun