Mohon tunggu...
Hari Suhud
Hari Suhud Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Sy mahasiswa universitas Tadulako masih dalam proses mengejar gelar S1 di fakultas ilmu sosial dan politik prodi Antropologi Sy suka memanah ikan di laut, sy juga adalah pelari di dalam lautan kemudian sy juga suka memanjat pohon kelapa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Antropologi Agama Universitas Tadulako Fakultas ilmu Sosial dan Politik jurusan Sosiologi Program Studi Antropologi

17 Desember 2023   23:11 Diperbarui: 17 Desember 2023   23:26 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dosen pertama (1)

 Yang langsung di ampuh oleh ibu kami yaitu Rismawati disni kita mempelajari dasar pokok pengertian teori antropolgi agama menurut E B tylor, ialah seorang antropolog yang berasal dari inggris beliau dikenal dalam jasanya melalui penelitian evolusi kebudayaan yaitu karyanya primitive culture dan Antropology, ia mendefinisikan konteks penelitian ilmia dalm antropologi yang berasal dari teori evolusi charles darwin.

 Dalam pembelajaran kelas kita mencoba saling beranggapan mengenai penjelasan tylor terhadap pandangan terkait animisme, dalam konteks ini animisme diartikan sebagai kepercayaan terhadap sesuatu yang hidup dan punya punya kekuatan di balik segala sesuatu. Sementara secara etimologis, animisme---berakar dari kata dalam bahasa Latin anima---berarti roh. Dengan ini, Tylor meyakini bahwa animisme merupakan bentuk pemikiran paling tua yang dapat ditemukan dalam setiap sejarah umat manusia (lihat Daniel L. Pals, Nine Theories of Relogion, 2015). Dengan berpegang pada hasil studi yang demikian, Tylor kemudian mendefinisikan agama sebagai kepercayaan terhadap sesuatu yang bersifat spiritual.

 Baru itu bagi Tylor, kendati setiap agama memiliki esensi yang sama---yaitu animisme, namun dalam kebudayaan manusia ia juga terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangan tersebut bukan sebatas perkembangan animisme dan agama, lebih jauh lagi, ini juga dipahami sebagai perkembangan kebudayaan manusia dalam lintasan sejarah.

Secara sederhana, Tylor ingin menjelaskan bahwa masyarakat yang percaya pada adanya roh di alam disebut sebagai masyarakat terbelakang dan tidak beradab. Sebaliknya, jika masyarakat percaya pada Tuhan yang tunggal makai a disebut sebagai masyarakat yang beradab. Sekilas, pandangan ini tampak mulia, namun ia memiliki bias dan konsekuensi yang serius.

 Pertemuan selanjutnya itu kita membahas soal kejadian dan sebuah peristiwa adat yang ada dalam daerah kmii kami masing masing karena erat kaitannya kepada agama yang memiliki sikap untuk kepercayaan animisme, tapi dalam adat budaya sya yaitu suku kaili rai dalam wilayah sulawesi tengah singkat dan kesimpulannya Adat Kelahiran di Desa Lero. kelahiran merupakan proses lahirnya anak atau bayi dari rahim ibu, setelah selama Sembilan bulan berada dalam kandungan. Kelahiran adalah sebuah fase penting dalam kehidupan, oleh karena itu untuk menyambut kelahiran jabang bayi di beberepa tempat, akan diadakah upacara-upacara adat sebagai rasa syukur atau sebagai media untuk menolak bala.

 Di desa Lero yang di domonisai oleh masyarakat Kaili Rai, terdapat sebuah adat kelahiran yang unik, yang biasa disebut dengan adat di Ingga (adat penyambutan bagi bayi). Berikut adalah rangkaian proses adat kelahiran di Ingga dalam masyarakat To Po Rai di desa Lero, kecamatan Sindue, kabupaten Donggala.

Proses Adat sebelum Bayi Lahir ke dunia

Sebelum bayi lahir atau saat masih berada dalam kandungan Ibu, pada usia 7 bulan maka akan diadakan acara selametan atau masyarakat Lero biasa menyebutnya dengan "acara tujuh bulanan". Menurut informan Ibu Hj. Adi Manurung selaku tokoh masyarakat di desa Lero, tidak ada penamaan yang khusus atau bersifat spesifik untuk menyebutkan "acara tujuh bulanan" dalam masyarakat Lero

Adat kelahiran di Desa Lero merupakan sebuah adat yang unik mulai dari proses adat sebelum dan setelah bayi lahir yang dapat kita lihat pada saat kandungan menginjak usia 7 bulan. Masyaraakat To Po Rai biasanya mengadakan acara slametan atau biasa disebut dengan acara 7 bulanan dengan tujuan sematamata sebagai ungkapan rasa syukur dari keluarga. Kemudian setelah bayi lahir, masyarakat To Po Rai akan memgambil dan mengeringkan tali pusat karena mereka mempercayai bahwa tali pusat tersebut dapat menangkal berbagai macam gangguan serta dapat menjadi obat paling ampuh untuk anak itu sendiri. Setelah itu ari-ari bayi akan di simpan dalam belanga yang terbuat dari tanah liat atau tempurung kelapa dengan diberi perasan asam jawa agar tidak berbau. Selanjutnya akan dimasukkan pula buku, pensil, rica, serta tulang ikan dengan tujuan tertentuKemudian diarungkan ke sungai atau di tanam di perkarangan rumah. Yang terakhir adalah proses pemasangan gelang pada bayi yang terbuat dari Benang yang mereka sebut dengan adat di Ingga. Proses tesebut dilakukan sebelum si Bayi masuk kedalam rumah ayahnya.

Adat kelahiran di Ingga masyrakat di Desa Lero mereka maknai sebagaisebuah tradisi warisan dari nenek moyang yang kini hanya dilakukan oleh kalangan tertentu saja sebagai simbol penyambutan bagi seorang anak yang baru lahir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun