Mohon tunggu...
harista al-khoiriyah
harista al-khoiriyah Mohon Tunggu... -

saya harista umamil khoiriyah kelahiran Lumajang, 18 april 1994. profesi sekarang mahasiswa di universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang. visit ://haristaalkhoiriyah.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cemas Tidak Selalu Negatif

9 Oktober 2014   20:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:43 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Allah menciptakan manusia dengan sifat, karakter, dan juga perasaan yang berbeda-beda. Adakalanya seseorang itu berbuat baik, dan adakalanya berbuat buruk, tergantung situasi dan kondisi dari individu itu sendiri atau dari faktor eksternal individu yang mempengaruhinya. Orang yang satu dengan yang lain pasti cara menyikapi suatu stimulus berbeda-beda. Terkadang, permasalahan yang dihadapi sama tapi si A merasa masalah tersebut bukan masalah serius jadi mudah untuk diselesaikan, sedangkan si B menganggap permasalahan itu termasuk masalah yang berat, yang membuat dirinya malas untuk berbuat apa-apa.

Manusia berperilaku dengan tiga ego: ego dewasa, ego anak-anak, dan ego orang tua. Ego dewasa ditandai dengan perilaku yang lebih bijaksana, berfikir lebih realistis, dan mudah untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Ego anak-anak ditandai dengan sifat yang kekanak-kanakan, seperti marah, nangis, mukul, dan sebagainya. Ego orang tua dicirikan dengan sifat yang seolah-olah suka menyuruh dan memerintah apapun yang diinginkannya. Sebelum kita bersikap, hendaknya kita tahu harus bersikap seperti apakah kita, jika bersikap demikian apakah baik atau tidak untuk ke depannya.

Begitu pula dengan perasaan kita yang satu ini, yaitu perasaan cemas. Kecemasan merupakan ‘alarm tanda bahaya’. Dengan merasa cemas, kita akan tahu akan berbuat apa kita setelah ini dan rasa cemas itu tidak selamanya perasaan negatif yang kita alami. Misal, dijalan kita melihat ular dan kita cemas, maka secara refleks kita pun lari. Tetapi, ada juga cemas yang bisa dibilang negatif. Seperti cemas ketika kita berbicara di depan umum. Ketika kita tidak dapat mengontrol rasa cemas secara terus menerus terhadap suatu stimulus yang sama maka sudah bisa dikatakan stressor yang dapat menyebabkan seseorang tersebut stress.

Seseorang yang terus menerus merasakan cemas, maka dapat menjadikan cemas tersebut sebagai suatu gangguan. Orang yang mengalami gangguan kecemasan dapat mengakibatkan kehidupan mereka tidak menyenangkan dan membuat mereka sulit menikmati situasi-situasi pada umumnya.

Berdasarkan perspektif kognitif-perilaku, kecemasan merupakan akibat adanya distorsi kognitif yang dapat terlihat dari proses saat individu mengkhawatirkan sesuatu. Orang dengan gangguan kecemasan mudah merasa stress dan khawatir dengan gangguan dan permasalahan sederhana yang terjadi dalam kehidupannya. Orang yang memiliki gangguan kecemasan seringkali membesar-besarkan sebuah permasalahan. Enak gak sih, kita hidup dengan dipenuhi rasa cemas? Ubahlah hidup kita menjadi sesuatu yang semuanya serba menyenangkan. Kita bisa menghilangkan rasa cemas jika kita melihat dunia dengan innocent, artinya memandang semuanya indah dan semua itu sama. Kita berperilaku seperti ini, maka orang lain pun sama melakukannya. Tetapi seberapa kuat kita menutupi kecemasan itu kembali pada masing-masing individu. So… kurangilah kecemasan pada diri anda dan jadikan hidup ini dengan indah!!!

Semoga artikel ini bermanfaat!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun