Mohon tunggu...
harista al-khoiriyah
harista al-khoiriyah Mohon Tunggu... -

saya harista umamil khoiriyah kelahiran Lumajang, 18 april 1994. profesi sekarang mahasiswa di universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang. visit ://haristaalkhoiriyah.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pikiran Positif = Perilaku Positif

21 Mei 2014   06:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:18 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi artikel yang saya tulis seringkali berkaitan dengan ranah keilmuan psikologi. Khususnya pada bidang psikologi komunitas. Psikologi komunitas merupakan cabang psikologi terapan di mana para praktisioner bekerja dalam berbagai cara dengan komunitas untuk membangun komunitas itu. Lebih jelasnya, bagaimana kita itu memberdayakan masyarakat melalui perantara komunitas-komunitas yang terkait. Kita memasang slogan-slogan yang dapat bermanfaat dan menyejahterakan masyarakat. Misal, tentang kesehatan, “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Jadi, untuk menerapkan suatu tujuan yang kita inginkan, cobalah jangan menggunakan kata “jangan” atau “dilarang”, karenamanusia bukan malah mematuhi, akan tetapi malah cenderung melakukan sesuatu yang dilarang tersebut.

Contoh nyata pada kehidupan sehari-hari, misal “dilarang membuang sampah sembarangan”. Biasanya yang seperti itu manusia malah penasaran, mengapa hal itu dilarang. Akan lebih baik jika kita menggunakan kalimat “terima kasih telah membuang sampah pada tempatnya”. Pemilihan kata-kata untuk menjadi sebuah kalimat harus lebih diperhatikan. Sekiranya tidak merugikan pihak lain dan sasaran untuk tujuan diadakan slogan-slogan tersebut harus jelas.

Dalam psikologi komunitas, terdapat 3 pencegahan untuk mengatasi masalah-masalah klinis:

1.Primer, dalam tahap ini kita masih mencegah karena pada tahap ini belum terjadi suatu kasus. Jadi lebih ke mencegah terlebih dahulu. Seperti dalam pepatah “mencegah lebih baik daripada mengobati”.

2.Sekunder, dalam tahap ini suatu kasus sudah terjadi, hanya saja masih ringan, jadi masih mudah untuk memberikan penyuluhan-penyuluhan untuk tidak melanjutkan suatu kasus tersebut. Contoh: remaja yang mengonsumsi narkoba, misalnya remaja tersebut sebatas untuk coba-coba saja, belum sampai pada yang kecanduan berat.

3.Tersier, menyembuhkan yang masih tersisa. Misal, pengonsumsi narkoba. Terkadang, walaupun sudah menjadi pecandu narkoba berat, tetapi selama individu tersebut masih hidup, kemungkinan kita dapat mengobatinya meskipun lumayan sulit.

Dari konsep pencegahan di atas, bahwasanya tugas dari psikologi komunitas dalam ruang lingkupnya dengan masyarakat, mendirikan komunitas-komunitas yang dapat memberikan pelatihan-pelatihan sederhana seperti kita membuat slogan-slogan yang nantinya akan menyejahterakan kehidupan masyarakat.

Dari penulis, untuk menciptakan sesuatu jangan menunggu adanya kesempatan, tetapi carilah kesempatan tersebut, karena bisa jadi kesempatan tersebut tidak akan datang. So,, kapan lagi…hidup hanya sekali, ketika kamu sudah menggunakan waktu hidupmu dengan benar maka akan merasa cukup.

Semoga artikel ini bermanfaat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun