Mohon tunggu...
Haris Suwondo
Haris Suwondo Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Pancasila

Pemungut dan Pemulung Kata

Selanjutnya

Tutup

Politik

Abdul Muhyi: Menteri Pendidikan Baru, Tantangan dan Harapan Pendidikan Indonesia

22 Oktober 2024   09:49 Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:31 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dengan dilantiknya Abdul Muhyi sebagai Menteri Pendidikan baru di kabinet Prabowo Subianto, sorotan publik kini tertuju pada bagaimana perjalanan karier dan visi beliau dapat membawa perubahan pada sistem pendidikan Indonesia. Sebagai tokoh yang memiliki latar belakang panjang dalam dunia pendidikan tinggi dan riset, Abdul Muhyi dipandang memiliki kapabilitas untuk menghadapi tantangan besar dalam pendidikan nasional. Namun, bagaimana rekam jejaknya dan apa yang bisa kita harapkan dari kebijakan yang mungkin beliau terapkan?

Track Record Abdul Muhyi

Sebelum menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Abdul Muhyi sudah memiliki pengalaman luas di bidang pendidikan, terutama di pendidikan tinggi. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Pendidikan Tinggi di beberapa institusi pendidikan ternama di Indonesia. Selain itu, beliau juga terlibat dalam proyek-proyek internasional yang berfokus pada inovasi pendidikan, terutama dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di negara berkembang.

Dalam perannya sebagai direktur pendidikan tinggi, Muhyi dikenal sebagai inovator yang memperkenalkan platform pembelajaran digital untuk universitas. Langkah ini sangat relevan di era digital seperti sekarang, di mana pendidikan jarak jauh menjadi alternatif penting, terutama selama pandemi. Digitalisasi pendidikan yang beliau dorong dapat membuka peluang akses lebih luas bagi pelajar di seluruh Indonesia, termasuk di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh sistem pendidikan formal.

Visi dan Pendekatan dalam Pendidikan

Sebagai menteri, Abdul Muhyi diharapkan akan melanjutkan fokus pada teknologi dalam pendidikan. Langkah awal yang mungkin kita lihat adalah perluasan infrastruktur pembelajaran digital ke sekolah-sekolah di tingkat menengah dan dasar. Ini penting, mengingat gap teknologi antara daerah perkotaan dan pedesaan masih sangat lebar di Indonesia. Abdul Muhyi akan menghadapi tantangan besar untuk memastikan bahwa teknologi tidak hanya tersedia di kota-kota besar, tetapi juga dapat diakses di seluruh pelosok negeri.

Selain digitalisasi, beliau juga sangat memperhatikan kualitas pengajar. Sebelum menjabat, Muhyi sering menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan untuk guru-guru. Ini bisa menjadi kebijakan utama di bawah kepemimpinannya sebagai menteri, dengan mengedepankan program pelatihan berbasis teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah.

Tantangan di Depan

Namun, memimpin sektor pendidikan di negara yang sangat luas seperti Indonesia bukanlah tugas yang mudah. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Abdul Muhyi adalah mereduksi kesenjangan kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan sebelumnya, akses pendidikan di daerah-daerah terpencil masih sangat terbatas, baik dari segi infrastruktur maupun tenaga pengajar. Meskipun digitalisasi bisa menjadi solusi, hambatan teknis seperti akses internet dan ketersediaan perangkat masih perlu diatasi.

Muhyi juga harus memastikan bahwa fokus pada teknologi tidak mengabaikan aspek lain dari pendidikan, seperti pembangunan karakter dan nilai-nilai sosial. Pendidikan bukan hanya soal transfer pengetahuan, tetapi juga soal membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan sosial di masa depan. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan yang adaptif, namun tetap berbasis pada nilai-nilai kebangsaan, menjadi penting untuk diprioritaskan.

Harapan dan Prediksi Kebijakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun