Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan. Generasi Z (lahir antara tahun 1997 hingga 2012) dan Generasi Alpha (lahir setelah 2013) adalah kelompok siswa yang tumbuh di era digital, dengan akses luas ke internet, media sosial, dan perangkat teknologi. Mengajar siswa dari kedua generasi ini menimbulkan tantangan unik sekaligus memberikan kesempatan yang menarik bagi para pendidik. Namun, sebagai guru, ada suka duka tersendiri yang harus dialami dalam menghadapi generasi yang lahir di tengah perubahan yang serba cepat ini.
Suka: Keterampilan Teknologi yang Mumpuni
Salah satu keuntungan utama dalam mengajar siswa Generasi Z dan Alpha adalah keterampilan mereka dalam teknologi. Mereka terbiasa dengan gadget, aplikasi, dan media sosial sejak dini. Hal ini memudahkan guru untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam metode pembelajaran. Banyak siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami penggunaan perangkat digital, aplikasi pembelajaran, atau platform online yang semakin banyak digunakan dalam pendidikan modern.
Pendidik dapat memanfaatkan teknologi ini untuk menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang lebih menarik dan interaktif, seperti melalui video pembelajaran, aplikasi latihan soal, dan permainan edukasi. Beberapa riset menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis teknologi dapat meningkatkan motivasi siswa, terutama mereka yang berasal dari Generasi Z dan Alpha . Dengan cara ini, siswa lebih mudah terlibat dalam pembelajaran aktif, sehingga memungkinkan guru untuk menjangkau lebih banyak anak dengan berbagai gaya belajar.
Duka: Distraksi dari Teknologi
Namun, di balik kemudahan teknologi, ada tantangan besar yang dihadapi oleh guru. Salah satu masalah utama adalah distraksi yang dihadirkan oleh perangkat digital. Generasi Z dan Alpha terbiasa multitasking dengan media digital, sehingga sering kali mereka sulit fokus selama pembelajaran di kelas. Mereka cenderung tergoda untuk membuka media sosial, bermain game, atau mengakses konten online lainnya, bahkan di saat jam pelajaran berlangsung.
Riset menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan siswa Generasi Z di depan layar dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk fokus dan menyerap informasi . Guru sering kali harus menghadapi kenyataan bahwa meskipun teknologi dapat menjadi alat yang hebat dalam pembelajaran, penggunaan yang berlebihan dapat menurunkan produktivitas siswa. Mengontrol penggunaan teknologi di kelas menjadi tantangan tersendiri, terutama saat siswa membawa perangkat pribadi seperti ponsel atau tablet.
Suka: Kreativitas dan Inovasi yang Tinggi
Generasi Z dan Alpha dikenal dengan tingkat kreativitas dan inovasi yang tinggi. Akses yang luas ke informasi melalui internet memungkinkan mereka untuk belajar hal-hal baru dengan cepat dan mengembangkan ide-ide yang out of the box. Dalam proses pembelajaran, mereka tidak hanya mengandalkan buku teks, tetapi juga mencari referensi dari video, blog, atau forum diskusi online.
Para guru sering kali terkejut oleh ide-ide kreatif siswa dalam menyelesaikan tugas, terutama yang berkaitan dengan proyek-proyek kolaboratif atau tugas berbasis problem solving. Beberapa sekolah telah mengembangkan kurikulum yang berfokus pada kreativitas dan inovasi, seperti pendekatan pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), yang sangat cocok dengan profil belajar Generasi Z dan Alpha . Dengan cara ini, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi, yang sangat penting di era digital.
Duka: Kebutuhan Emosional yang Kompleks