Mohon tunggu...
Haris Setiawan
Haris Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah Guru TIK/Informatika pada sekolah jenjang SMP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

16 Oktober 2023   23:36 Diperbarui: 16 Oktober 2023   23:37 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam dan bahagia....

Tulisan ini sebagai bentuk pemahaman materi modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Dalam tulisan ini akan disajikan rangkuman kesimpulan pembelajaran modul 3.1 dan keterkaitannya dengan modul-modul lainnya yang telah dipelajari sebelumnya.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Anna Monalita de Fretes selaku Fasilitator dan Ibu Sona Kumala sebagai Pengajar Praktik yang telah membimbing dan menuntun saya selama mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak.

Berikut rangkuman kesimpulan pembelajaran koneksi antar materi pada modul 3.1 yang saya buat berdasarkan panduan pertanyaan yang ada pada LMS program Pendidikan Guru Penggerak

  • Dalam penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh yang baik bagi yang dipimpinnya, hasil keputusan harus dapat mendorong semangat untuk terus berinovasi dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, seorang pemimpin harus tetap memberikan motivasi dan dukungan selama proses pengambilan keputusan agar mencapai hasil yang diinginkan. Hal tersebut sangat berkaitan dengan Pratap Triloka filosofi Ki Hajar Dewantara.
  • Nilai-nilai yang tertanam dalam diri guru penggerak (berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif), harus dijadikan landasan dalam proses pengambilan keputusan. Nilai-nilai yang berpengaruh terhadap prinsip-prinsip dalam mengambil keputusan disesuaikan dengan situasi yang terjadi dan dampaknya terhadap lingkungan untuk meminimalisir resiko sekecil-kecilnya
  • Materi kegiatan coaching yang diberikan pendamping/fasilitator dapat menjadi bekal dalam melakukan praktik coaching. Coaching dilakukan dengan memenuhi kompetensi inti yang terdiri dari kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot. Keterampilan coaching dengan alur TIRTA yang dikombinasikan dengan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah akan mendapatkan keputusan yang optimal, karena masalah yang terjadi dapat diidentifikasi dan dipecahkan secara cermat dan sistematis.
  • Sebagai pendidik, kemampuan dalam kompetensi sosial dan emosional, dengan berpikir kesadaran penuh (mindfulness), akan membantu dalam mengambil keputusan yang bijaksana dan sesuai dalam konteks pembelajaran. Dalam hal ini, pengambilan keputusan yang cermat untuk memenuhi kebutuhan murid yang beragam sangat diperlukan agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan efektif.
  • Studi kasus yang berkaitan dengan moral/etika harus didasari dengan nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal yang dianut seorang pendidik. Nilai-nilai yang dianut ini akan mempengaruhi pola pikirnya dalam mengambil keputusan terhadap suatu masalah. Oleh karena itu, dalam mengambil suatu keputusan harus mengacu pada nilai-nilai kebajikan dan mengutamakan rasa tanggung jawab, karena hal tersebut akan berpengaruh kepada karakter murid.
  • Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan sesuai dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal. Saat keputusan yang diambil sudah tepat, maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
  • Untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika tantangan yang saya hadapi yaitu etika saya menghadapi situasi di mana saya harus memilih antara dua pilihan yang saya yakini benar atau menghadapi dilema etika. Dalam hal ini, saya sering merasa bingung dalam membuat keputusan, dan terkadang saya khawatir bahwa keputusan saya tidak akan dapat memenuhi harapan semua orang dan bahkan mungkin akan mendapatkan kritik dari orang lain.
  • Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita adalah keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid. Salah satu strategi agar berpihak pada murid dalam pembelajaran adalah menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid sehingga akan tercipta merdeka dalam belajar sesuai dengan potensinya masing-masing.
  • Pengambilan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid oleh seorang pemimpin pembelajaran akan menjadikan murid lebih merdeka dalam belajar yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan atau masa depan mereka
  • Kesimpulan akhir yang saya ambil dari pembelajaran modul ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya bahwa pengambilan keputusan haruslah sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, berpegang teguh pada nilai-nilai guru penggerak salah satunya berpihak pada murid dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan berbagai hal termasuk masa depan murid. Pengambilan keputusan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid karena disesuaikan dengan potensi dan karakteristiknya masing-masing. Seorang pemimpin haruslah memiliki kompetensi sosial dan emosional agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadaran diri, mampu mengelola emosi dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Saat proses pengujian keputusan, diperlukan teknik coaching agar dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya agar keputusan yang diambil tepat dan berdampak positif.
  • Pemahaman konsep yang saya pelajari dari modul ini diantaranya adalah perbedaan mendasar antara dilema etika dan bujukan moral dapat dilihat dari kedua pilihan kasusnya. Jika keduanya sama-sama benar maka termasuk dalam dilema etika, namun jika salah satu benar dan yang lain salah maka termasuk dalam bujukan moral. Terdapat 4 paradigma dilema etika, antara lain individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang. Terdapat 3 prinsip dalam pengambilan keputusan, yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Terdapat 9 langkah pengambilan keputusan, diantaranya mengenali nilai yang bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, kumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan, lihat lagi keputusan dan refleksikan. Hal diluar dugaan yang saya temukan dalam mempelajari modul ini adalah dalam melakukan pengambilan keputusan memiliki keterkaitan dengan modul lain yang dipelajari sebelumnya.
  • Sebelum mempelajari modul ini saya pernah melakukan pengambilan keputusan dalam situasi dilema etika, namun sebelumnya saya tidak mengetahui adanya tahapan dalam pengujian dan pengambilan keputusan sehingga keputusan langsung diambil tanpa mempertimbangkan hal-hal lain yang mungkin terjadi. Saat mempelajari modul ini, ternyata dalam pengambilan keputusan harus menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan dengan dasar nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid dan bertanggung jawab, sehingga pengambilan keputusan lebih cermat dan bijaksana serta dapat dipertanggungjawabkan.
  • Dengan mempelajari modul ini sangat berdampak besar bagi saya, terutama berkaitan dengan cara pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak menggunakan langkah-langkah apapun,  sekarang setelah mempelajari modul ini saya memahami bahwa dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran perlu adanya pemilihan paradigma yang tepat, prinsip yang sesuai, dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan secara sistematis
  • Modul ini sangat penting untuk dipelajari baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Karena dapat mengambil keputusan secara cermat, bijaksana, dan dapat dipertanggungjawabkan dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan agar dapat berpihak pada murid.

Demikian rangkuman kesimpulan pembelajaran koneksi antar materi pada modul 3.1 yang telah saya selesaikan. Umpan balik pembaca sangat saya harapkan untuk membangun pemahaman saya yang lebih baik lagi.

Terimakasih !

Semoga bermanfaat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun