Mohon tunggu...
Haris Hadyantomo
Haris Hadyantomo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Student at Industrial Engineering UGM. Cat lover. A man who have fun with social media, youtube and news. Enjoy driving, traveling, swimming, and reading books.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Menelaah Desain Speedometer

25 Januari 2012   16:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:27 2103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman sekarang, semua kendaraan mempunyai desain yang unik dan modern. Baik itu body, lampu maupun dashboard didalamnya. Tidak terkecuali desain speedometer. Sebab, alat yang satu ini merupakan panel display yang sering kita lihat ketika sedang mengendarai.

Sebagaimana yang telah kita ketahui, speedometer adalah alat untuk mengukur kecepatan kendaraan. Selain untuk itu, alat ini berfungsi menampilkan jumlah jarak yang telah di tempuh oleh kendaraan tersebut, menampilkan jumlah isi tangki, keadaan mesin, lampu sein bahkan lampu indikator seatbelt untuk mobil jenis tertentu.

Pada artikel ke-3 ini, saya ingin membahas desain speedometer dari sisi ergonominya. Sejauh pengetahuan saya mengenai ergonomi yang saya pelajari di perkuliahan.

Menurut saya, alat ini begitu penting fungsinya untuk kita semua. Sebab ia yang akan memberitahu pengemudi bila kecepatannya sudah melampaui batas. Meskipun angka pada speedometer mempunyai kecepatan maksimum 180 km/jam, namun sangat tidak disarankan untuk di aplikasikan di jalan raya. Sebab, pada kondisi tertentu, jalan raya mempunyai batas kecepatan maksimum yang harus ditaati oleh semua pengendara, baik itu mobil, motor, truk, bus, dan lain-lain.

Masuk kepada desain dari speedometer. Untuk mendesain sebuah speedometer, selayaknya para produsen kendaraan berusaha untuk memperhatikan nilai-nilai usabilitas nya. Usabilitas adalah sebuah efektifitas, efisien, dan kepuasan dari seorang pengguna untuk mencapai tujuan tertentu dalam lingkungan tertentu (ISO 9241-11). Dari pengertian ini kita mendapatkan 3 point dalam usabilitas: Efektif, Efisien dan Kepuasan. Sedangkan menurut Nielson, usabilitas itu mempunyai 5 aspek: Mudah dipelajari, Efisien digunakan, Mudah diingat, Sedikit kesalahan serta Kepuasan pengguna.

Misalnya, untuk panel huruf dan angka hendaknya dipilih font yang jelas dan enak dibaca. Seandainya terdapat beberapa font seperti berikut:

Manakah yang mudah dan enak terbaca? Tentu yang hurufnya rata-rata kecil walaupun diawali dengan huruf kapital.Serta model huruf yang sederhana, tidak perlu desain yang terlalu menawan. Mengapa? Sebab, kemampuan kognitif kita untuk membaca dalam waktu singkat adalah terbatas. Istilahnya Short Term Memory (STM). Sementara inilah acuan yang dipakai sebagai desain speedometer. Bagaimana caranya agar kita dapat melihat informasi yang lengkap dalam waktu singkat. Begitu pula dalam mendesain panel-panel lainnya.

Kemudian dari model speedometer berikut, manakah yang mudah dibaca serta enak di lihat:

1327510992551070863
1327510992551070863

mobil

1327511018494300549
1327511018494300549
motor

Jika seandainya boleh memilih, saya akan pilih gambar 2 untuk mobil dan gambar 1 untuk motor. Alasannya sederhana: mudah terbaca. Baik besar kecilnya huruf, angka maupun pewarnaannya. Beda dengan gambar 1 pada mobil yang letak hurufnya terlalu rapat sehingga menyulitkan pembacaan.

Meskipun ada 2 jenis speedometer yakni jarum dan digital, saya lebih memilih yang memakai jarum. Sebab dengan jarum, pembacaan lebih cepat dipahami. Karena sesuai dengan tujuannya, speedometer itu harus dapat dibaca dalam waktu singkat, supaya mendapatkan informasi besarnya kecepatan (pada saat itu). Sedangkan untuk speedometer yang berupa digital, menurut saya bagus-bagus saja selama pembacaannya tetap jelas. Seperti pada gambar 1 sepeda motor, meskipun hanya monocolour, saya masih tetap enak membacanya.

Hanya yang disayangkan, untuk desain speedometer 2 pada sepeda motor terasa lebih ruwet. Sebab, panel jarum yang dipakai besarnya hampir sama meskipun itu untuk tangki bensin. Sepintas memang tidak mengapa. Cuman dari sisi estetika kurang nyaman dilihat. Apalagi jenis font pada panel kecepatan serasa berbentuk kotak. Mana angka 60 dan mana yang 80. Sehingga membutuhkan waktu melihat yang lebih banyak dari biasanya.

Nampaknya sekarang ini, banyak produsen kendaraan yang sudah memikirkan bagaimana menghilangkan panel-panel pada speedometer yang fungsinya tidak terlalu urgent. Seperti menggabungkan lampu sein yang kiri dan kanan pada satu tempat. Menurut saya ini inovasi yang bagus. Sebab, terkadang pengendara lupa mematikan lampu seinnya saat sudah tidak digunakan. Apalagi untuk pengendara motor yang harus berkonsentrasi lebih pada jalan. Walaupun yang masih dua lampu juga tidak mengapa, selama peletakkannya masih enak dibaca.

Tanpa menyebutkan merek kendaraannya, saya menyukai bentuk speedometer seperti gambar dibawah ini. Dengan panel jarum yang sederhana, model huruf dan angka yang terlihat jelas serta peletakkan panel instrumen lainnya yang tertata sedemikian rupa sehinggalebih jelas informasi yang di dapat namun tetap enak dibaca.

13275102561567924966
13275102561567924966

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun