Mohon tunggu...
Haris Hadyantomo
Haris Hadyantomo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Student at Industrial Engineering UGM. Cat lover. A man who have fun with social media, youtube and news. Enjoy driving, traveling, swimming, and reading books.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memaknai Peran Kepala

24 Januari 2012   02:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:31 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengertian kepala disini berasal dari kata mas’uul dalam Bahasa Arab yang berarti penanggung jawab. Seseorang yang dalam organisasi disebut koordinator atau ketua, mempunyai peran besar dalam divisi yang dipimpinnya. Seorang yang menentukan keputusan disaat timnya punya banyak masalah. Seseorang yang membangkitkan semangat tatkala anggotanya sedang putus asa. Juga seseorang bergaji tinggi karena posisinya berada paling tinggi.

Sedangkan fi’il madhinya adalah sa’ala yang artinya bertanya. Jadi kalau keduanya digabungkan, seorang penanggung jawab nantinya akan diberi pertanyaan tentang perbuatannya di hadapan atasannya.

Sebagaimana hadist yang datang dari Ibnu Umar ra bahwasannya Nabi SAW pernah bersabda: “Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin.

Banyak peran kepala yang ada di masyarakat kita. Seperti RT, RW, Camat, Lurah Kades, Bupati, Gubernur dan masih naik lagi. Kebanyakan dari mereka memang sudah dewasa. Yang sudah banyak mencicipi asam garamnya kehidupan. Yang sudah berkeluarga rata-rata. Punya banyak gelar ke kiri dan ke kanan. Tapi lebih dari itu. Mereka punya tanggung jawab besar terhadap yang dipimpinnya. Disana ada tugas yang mesti di emban oleh sang pimpinan. Misalnya saja ada warga yang membutuhkan penyelesaian sengketa tanah. Apa yang mesti dilakukan oleh pejabat desa misalnya? Atau mengurusi warga miskin yang kelaparan. Nah lo berat….

Gimana dengan anak mudanya? Ternyata juga ada yang terlibat. Mau jadi bos gank, ketua karang taruna, remaja masjid, ketua osis, ketua kelas, kapten sepakbola (misalnya :D). Walaupun tugas mereka “masih” ringan, tapi juga tak bisa dianggap remeh. Misalnya, kalo ketua kelas tidak menertibkan temannya yang ribut, apa kata dosen?

Mari kita tinjau dari sisi tugasnya. Kepala atau ketua terkadang dikaitkan sebagai tukang suruh. Karena dengan menyuruh tugas akan jalan. Tapi ketua kan tidak hanya sekedar suruh menyuruh. Banyak yang jadi bawahannya punya kreatif dan inisiatif sendiri kalo nggak disuruh. Namun, ada juga yang mesti diberi “wejangan” awal karena bisa gerak kalau sudah disuruh.

Ketua juga identik dengan sifat pemikir. Kerjaannya memikirkan tugas siang dan malam. Membahas isi rapat sesuai rencana jauh ke depan. Mengatur anak buah yang ga tertib. Menego pihak yang diajak berunding. Memunculkan ide dan inovasi baru. Membuat aturan baru.

Dan sifat pembakar semangat. Ketua yang seperti ini, ucapannya selalu membara. Membakar semangat para anggotanya. Seakan-akan dia sedang marah. Lalu membuat alur pikiran kita seolah-olah dikendalikan oleh pandangannya. Mengajak pada dimensi yang tersudutkan. Lalu kita menjadi terpengaruh.

Dan masih banyak lagi jenis dan tugas ketua.

Kepemimpinan juga termasuk keteladanan. Seorang ketua memberikan contoh dan sari tauladan yang baik agar bisa dicontoh oleh bawahannya. Ini merupakan bagian dari akhlaq yang baik. Contoh sederhananya, melakukan hal-hal yang rajin lebih dahulu sebelum yang lain. Kalo ketuanya saja rajin telat, gimana rapat mau jalan?

Apakah kita terkadang juga merasa, “Biarlah tugas itu ketua yang atur. Kita mah tinggal nunggu aja. Nanti juga beres…” Bila begini terus caranya, si ketua bisa stress. Punya bawahan yang malas kerjaannya. Maunya bangun tidur terus tidur lagi, ntar bangun lagi (copas lagunya mbah Surip, hehe..)

Nah, makanya peran bawahan juga dibutuhkan disini. Kontribusi dari mereka memegang hal penting bagi semua pihak. Betul ada yang harus dikerjakan oleh ketua. Tapi jangan sampai karena statusnya bawahan hanya menunggu tugas dari atasan saja. Tidak mengerjakan apa-apa.

Maka dari itu, ketua harus punya skill tegas. Tegas yang mencerminkan komitmen terhadap suatu hal. Tegas mengatakan mana yang baik dan yang tidak. Mampu memegang prinsip perusahaan dan dirinya sendiri.

Namun muncul pertanyaan, haruskah seorang ketua yang tegas itu marah?

Tegas tidak selamanya lahir dari emosi. “Tegas yang baik bukan dengan kekerasan, akan tetapi dengan kelembutan,” begitu kata pak Mario Teguh. Berarti, ketua juga harus lembut. Pintar memahami kondisi anak buahnya. Memberikan tugas sesuai prinsip the right man in the right place. Lalu bersikap wibawa karena dia seorang pimpinan.

Selain itu, seorang ketua mempunyai peran dimana disitulah ia akan banyak bicara. Banyak mengungkapkan pendapat. Memberikan saran dan kritik kepada bawahan. Mengoreksi apa saja yang dikerjakan oleh anak buahnya. Melakukan presentasi dan mengorganisir suatu acara. Makanya, seorang ketua harus punya skill komunikasi yang baik. Yang akan menjadi senjata andalan baginya. Karena ketua adalah ladangnya berbicara dan bincang-bincang.

Menjadi ketua bukanlah suatu keharusan. Namun kepastian tiap individu. Karena Nabi SAW telah menjelaskan kalo tiap-tiap kalian adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Itu seminimal-minimalnya tanggung jawab kita di akhirat nanti. Kalaupun diberi amanah untuk menjabat suatu organisasi / lembaga bahkan perusahaan, maka baginya punya 2 tanggung jawab. Ditambah akan istri dan anak-anaknya.

Maka apapun kegiatannya, ketua akan punya tanggung jawab yang besar. Kapasitas berpikir yang besar. Kemampuan manajemen yang besar. Mental baja. Berhati kapas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun