Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Lapar Adalah Maut

15 Agustus 2024   21:46 Diperbarui: 15 Agustus 2024   21:50 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia setidaknya menghadapi dua risiko dalam dua tahun mendatang, kemrosotan ekonomi dan pengangguran, sesuai laporan World Economic Forum. Apakah memang demikian? 

Sinyal Waspada

Sudah tiga bulan berturut-turut, Indonesia mengalami deflasi, sebagaimana diberitakan Badan Pusat Statistik. Kondisi itu bisa merupakan pertanda melemahnya daya beli masyarakat.

Selain itu, persentase tabungan terhadap pendapatan mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan cicilan pinjaman malah naik, dengan konsumsi relatif stabil, sesuai survei Bank Indonesia terkini. Hal demikian menggambarkan masih adanya fenomena makan tabungan.

Pemutusan hubungan kerjapun masih berlanjut. Data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari Januari hingga Juni tahun ini, mencatat terjadinya lebih dari tiga puluh ribu pemutusan.

Angka pengurangan tenaga kerja yang berkelanjutan itu berpengaruh terhadap kinerja manufaktur. Purchasing Manager's Index Manufaktur dari S&P Global menunjukkan penurunan. Kurang lebih artinya, terjadi penurunan kinerja industri pengolahan.

Ringkasnya, S&P menjelaskan penyebab penurunan indeks yaitu terjadinya penurunan permintaan pasar yang merupakan faktor utama penyebab penjualan turun. Selain itu, perusahaan memilih mengurangi jumlah staf untuk ketiga kali dalam empat bulan terakhir.

Jadi rangkaiannya, daya beli yang lemah dapat mempengaruhi penurunan permintaan barang atau jasa. Perilaku itu menyebabkan berkurangnya pendapatan pelaku usaha. Pendapatan yang rendah mengharuskan pengusaha melakukan efisiensi, salah satunya melalui pengurangan pegawai. 

Kondisi dimaksud nampaknya tidak diimbangi dengan terbukanya lapangan kerja baru. Akibatnya, pengangguran pun terus bertambah. Kondisi semacam itu berujung pada mereka yang masih bekerja tidak dapat meningkatkan penghasilannya, dan yang berhenti bekerja tidak memiliki pendapatan lagi. Alhasil, mereka mengoptimalkan tabungan yang dimiliki untuk bertahan hidup. 

Rangkaian kejadian dimaksud tidak sepenuhnya tepat. Namun, setidaknya begitulah gambaran kondisi yang saling berkaitan saat ini.

Memang, kondisi perekonomian selalu berfluktuasi. Hanya saja, jika kondisi sekarang tidak membaik, atau justru memburuk, maka hal itu merupakan sinyal waspada bagi perekonomian nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun