Jadi, stunting ini merupakan potensi persoalan di masa depan. Kondisi tersebut praktis menurunkan kualitas SDM yang merupakan komponen inti pembangunan berkelanjutan.Â
Kita sudah kerap menyaksikan bagaimana kekuatan SDM ini sangat mempengaruhi laju pembangunan di banyak negara. Bahkan, diantaranya melebihi kekuatan dari kekayaan Sumber Daya Alam.
Jika dikerucutkan lagi, komponen pendorong pembangunan berkelanjutan yang terdampak stunting ini diantaranya adalah ekonomi.Â
Kualitas SDM menentukan produktivitas, kecepatan perputaran roda perekonomian, dan penghargaan yang layak diterimanya. Â Â
Stunting dan Gaji
Kerugian yang dialami negara dari adanya stunting adalah hilangnya 11% pendapatan domestik bruto (PDB), berkurangnya pendapatan orang dewasa hingga 20%, dan mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup. Hal itu sebagaimana pernyataan Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Ada pula yang menyimpulkan bahwa penambahan tinggi setiap sentimeter terkait dengan peningkatan gaji sebesar 4% untuk laki-laki dan 6% untuk perempuan. Ditambahkan, malanutrisi diprediksi dapat mengurangi 6% dari PDB global.Â
Kesimpulan itu muncul dalam artikel berjudul AÂ Review of The Evidence Linking Child Stunting to Economic Outcomes, ditulis oleh Mark E McGovern dkk dan dipublikasikan oleh Oxford University Press. Â Â
Kekakuratan angka-angka terkait stunting tersebut hingga saat ini masih terus diteliti. Terlepas dari itu, bagaimanapun stunting berdampak kontra produktif terhadap perekonomian, baik keluarga, individu stunting, maupun perekonomian nasional.
Korelasi Ekonomi
Keterkaitan antara stunting dengan perekonomian nasional masih dapat merujuk penelitian Mark E McGovern dkk.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya