Lalu, bagaimana dengan Yahoo? permasalahan yang dihadapi sepertinya tidak berbeda jauh dengan perusahaan raksasa lain yang telah tiarap. Yahoo cenderung lambat berinovasi setelah menikmati masa kejayaan di era awal 2000 an. Berbeda dengan pesaingnya, sebut saja Google, yang sangat cepat dalam menciptakan varian produk layanannya, seperti email (Gmail), fitur online map (Google Map), layanan cloud computing (Google Drive), kamus canggih (online dictionary).
Yahoo juga kalah jeli untuk melakukan akuisisi terhadap perusahaan digital lainnya. Sebut saja pembelian dua layanan media social Flickr dan Tumblr. Dua layanan tersebut tidak memiliki segmen pengguna seluas You Tube (Google) atau Facebook dengan Instagram dan Whatsapp-nya. Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Akhirnya, dapat disimpulkan, di era booming ekonomi digital ini dinamika konsumen sangat tinggi. Perubahan keinginan atau trend dapat terjadi dengan sangat cepat dan mungkin tidak terprediksi sebelumnya. Pelaku bisnis digital tidak dapat menentang arus itu, yang jelas dapat dilakukan adalah kemampuan beradaptasi yang tinggi. Mampu membaca arah pergerakan penikmat teknologi informasi dengan sigap. Yahoo belum habis, masih ada sisa kekuatan dan tambahan kekuatan baru yang diharapkan dapat memulihkan kondisi kejayaannya. Â Â
Salam Kompasiana...
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H