Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Refleksi Hari Pers Nasional: Jurnalisme Mengarungi Arus Digital

10 Februari 2016   23:39 Diperbarui: 11 Februari 2016   00:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu, P. Hasudungan Sirait melalui artikelnya di Kompas yang berjudul Jurnalisme Investigasi, Obat Awet Muda Media Lama menyoroti realitas dunia jurnalistik saat ini yang tengah bergelut mempertahankan eksistensinya di era digital. Wartawan senior ini bahkan memandang pers telah melangkah ke masa senja ketika tidak mampu beradaptasi dengan banjirnya arus informasi melalui perangkat teknologi.

Mau tidak mau, suka tidak suka, teknologi informasi telah merangkul beragam aspek hidup kita, Diawali dengan lahirnya internet yang menghancurkan batas dunia. Mendekatkan aksesibilitas segala informasi yang tercecer di seluruh belahan Negara. Internet bahkan telah menciptakan dunia baru, dunia maya, dunia yang tak tersentuh tetapi terus tumbuh dalam kehiduan sehari-hari manusia.  

Dari internet, lahir media sosial (Medsos). Sebuah media yang menciptakan jejaring manusia dalam kapasitas yang sangat besar (big data). Saat ini, tidak cukup sandang, pangan, dan papan, Medsos sepertinya telah melekat pula menjadi kebutuhan pokok manusia. Tiada hari tanpa bersentuhan dengan Medsos.

Ditambah lagi, keberadaan perangkat gawai, sebuah perangkat cerdas yang semakin merekatkan manusia dengan Medsos. Di manapun kapan pun setiap orang dengan mudah berinteraksi dengan akun Medsos yang dimilikinya.

Internet, Medsos, maupun gawai telah membentuk artificial intelegence. Sebuah intelegensi buatan yang mampu mengikuti kemauan dan memenuhi berbagai kebutuhan penggunanya. Informasi merupakan sajian utama yang mampu disodorkan perangkat cerdas buatan itu secara instan. Masyarakat mulai enggan membuka puluhan lembar Koran guna memperoleh informasi yang diperlukan. Informasi melalui dunia maya muncul dalam hitungan menit. Mesin pencari di internet dapat mengundang informasi yang diperlukan dengan sangat mudah dan praktis. Kemampuan memutakhirkan berita dalam waktu yang super cepat, dengan sajian tulisan singkat, dan bahkan gratis semakin mengalihkan minat masyarakat terhadap informasi dalam rupa digital ini.

Belum lagi mulai maraknya fenomena citizen journalist, yang keberadaannya masih sering tidak diakui sebagai bagian jurnalis sebenarnya, yang belakangan ini mampu menyodorkan informasi secara cuma-cuma tetapi memiliki memiliki nilai yang berharga bagi para netizen. Contoh, swafoto (selfie) seseorang di suatu tempat wisata yang selanjutnya diunduh pada akun Medsosnya, dalam waktu singkat mampu menjadi informasi viral yang tersebar ke seluruh dunia. Jutaan orang akan segera mengenali tempat wisata itu dan suatu saat mengajak mereka untuk mengunjunginya. Kita mungkin tidak perlu lagi membaca liputan tempat wisata di Koran atau majalah. Sudah cukuplah sumber informasi dari Medsos itu.

Pers Berselancar di Arus Digital

Kalangan pers yang masih berkutat dalam cara pemberitaan konvensional perlu menyikapi secara bijak fenomena informasi digital ini. Masyarakat masih membutuhkan kehadiran para jurnalis dalam arti yang sesungguhnya. Hasil karya jurnalis tetap dinanti oleh masyarakat dalam memenuhi dahaga informasi. Tetap, sekali lagi, jurnalis harus mampu membaca trend budaya terbaru masyarakat dalam mencari informasi. Sebagaimana uraian P. Hasudungan Sirait, nilai lebih para wartawan yaitu kemampuan menyajikan data dan analisis yang mendalam menjadi senjata ampuh untuk tetap bertahan di tengah terjangan arus informasi digital. Wartawan dalam kondisi ini bukan bersikap menantang arus tersebut, yang niscaya sulit dibendung. Wartawan dapat memanfaatkan kelebihannya yang selanjutnya memadukan dirinya dengan arus teknologi informasi. Sebagaimana pemain selancar yang menikmati ganasnya ombak ketika mengikuti pergerakan arusnya.

Kemampuan penggalian informasi secara investigatif tidak hanya dituangkan dalam lembaran berita di kertas tetapi juga disajikan melalui berbagai perangkat media informasi. Kita akui bahwa saat ini arus informasi melalui media digital sebagian besar masih mengandalkan aktualisasi. Unsur faktualisasi sering dikorbankan. Berita singkat terkesan sekedar mengedepankan wow factor sehingga mengabaikan keakuratan dan kedalaman materi. Jurnalis professional yang membawa informasi berkualitas perlu melimpahkan karyanya dalam berbagai sarana digital. Jurnalis tersebutlah yang akan mampu mencegah kesesatan berita instan. Melalui merekalah, ke depan, informasi melalui Medsos dan sarana digital lainnya yang tersaji mempunyai kualitas pemberitaan yang terjamin, memenuhi esensi pemberitaan yang bermanfaat serta tentu mencerdaskan para pembacanya.   

Kita tidak dapat menolak sepenuhnya prediksi banyak pihak bahwa sekian tahun ke depan bias jadi tidak ada lagi kertas Koran yang menyuguhkan berita. Semua berita  telah melebur dalam e-paper atau tersebar melalui kendaraan internet. Dominasi Generasi Y dan Z yang akrab dengan dunia digital sekian tahun mendatang semakin memperkuat posisi informasi digital untuk menancapkan eksistensinya di masa depan.

Akhirnya, dapat saya sampaikan bahwa saya bukanlah seorang jurnalis, tetapi saya sangat mencintai dunia jurnalisme. Saya pun tidak rela komunikasi melalui para jurnalis punah di tengah zaman digital ini. Untuk itu, saya selalu berharap para penggiat dunia jurnalis tidak melanjutkan masa senjanya tergeser arus teknologi. Saya menanti rekan-rekan jurnalis kian perkasa dan leluasa menghadirkan karyanya untuk masyarakat yang tak terpisahkan lagi dari teknologi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun