Gunung Singgalang merupakan impian saya dari lama. Karena saya penasaran melihat Hutan Lumut dan Telaga Dewi yang ada di atas Gunung Singgalang. Untuk mewujudkan impian saya itu, saya bersama teman - teman saya memutuskan untuk berangkat di Hari Jum'at sore. Perjalanan dimulai kala matahari mulai tenggelam. Tepat pukul 17:00 WIB kami berangkat menuju lokasi yang kami tuju. Kami menempuh waktu perjalanan sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kabupaten Solok. Setelah sampai di lokasi pos pendakian, kami memutuskan untuk tidur dulu di mobil dan melakukan pendakian pada keesokan harinya.
MendakiKetika pagi sudah datang. Kami melakukan persiapan dan mengemas barang yang akan kami bawa ke atas Gunung Singgalang. Setelah semuanya siap, tepat pukul 09:00 WIB kami memulai pendakian.Â
Selama perjalanan kami melewati rindangnya pepohonan yang hijau, dengan komposisi jalan yang kami lewati begitu terjal dengan tanah yang becek karena malam harinya hujan. Dengan trek yang cukup berlumpur, kami sangat kesulitan saat pendakian. Walaupun treknya sulit, Â kami disuguhi dengan pemandangan elok nan cantik yang Allah ciptakan. Kami mendengar suara kicauan burung serta sesekali mendengar suara orang utan. Selain itu, kita dapat menikmati udara yang begitu sejuk, segar, bersih saat perjalanan menuju cadas Gunung Singgalang.
Setelah beberapa jam perjalanan, turunlah hujan. Kami memutuskan untuk mendirikan tenda dan beristirahat sejenak sembari melepas penat. Teman-teman yang lapar memilih untuk memasak mie. Setelah hujan reda, barulah kami Kembali melanjutkan perjalanan. Sebelum memulai mendaki, kita berdoa terlebih dahulu untuk keselamatan saat pendakian. Pendakian pun dimulai, kami mulai mendaki dengan ditemani Kembali oleh suara kicauan burung, suara aliran air sungai dan suara alam lainnya. Lelah pun terobati pula. Dan beberapa jam kemudian, sampailah kami di cadas Gunung Singgalang. Kami memutuskan untuk foto-foto terlebih dahulu. Setelah itu kami memutuskan untuk Kembali melanjutkan perjalanan karena sudah mulai gerimis. Ditambah udara yang semakin dingin pula membuat kami terus menambah semangat kami, agar cepat tiba pada camping ground sebelum maghrib. Kami terus menanjak, mendaki, dengan jalan yang semakin terjal dengan komposisi jalan yang kita lewati berupa tanah yang basah dan diselimuti kabut tebal yang mulai turun.
Kami selalu menikmati setiap langkah yang kita ambil. Karena, walau pun kita merasakan langkah kaki kita terasa berat untuk melangkah, kami selalu berpegang teguh pada hati nurani dan diri kita, bahwa kita bisa, kita yakin untuk terus melangkah menapaki jalan terjal, dan berliku ini.
Setelah Sembilan jam perjalanan berlalu. Akhirnya, kami sampai pada camping ground. Di sana sudah banyak teman seperjuangan kami, yang memiliki tujuan yang sama dengan kami, untuk menikmati indahnya Hutan Lumut dan Telaga Dewi di ketinggian 2877 mdpl. Dengan hujan yang makin deras, kami mendirikan tenda. Setelah tenda didirikan, kami masuk ke dalam tenda untuk mengganti pakaian dan habis itu menghangatkan badan menggunakan kompor khusus untuk mendaki. Kemudian barulah kami memasak nasi dan mie untuk dimakan karena kami sudah lapar.
Keesokan paginya, kami memutuskan untuk foto-foto di Hutan Lumut dan Telaga Dewi dengan pancaran sinar yang hangat menyelimuti kami, serta nyanyian burung yang berkicau pada pagi hari itu. Terlihat ciptaan Allah tersebut sangatlah indah, menawan, mempesona, yang membuatku tidak henti - hentinya menatap ciptaan Allah tersebut.   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H