Mohon tunggu...
Abdul Haris Kattong
Abdul Haris Kattong Mohon Tunggu... Jurnalis - Ketua Forum Jurnalis Muda Pinrang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kekuatan Terbesar Mengubah Dunia Adalah Menulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menjaga Sistem Keuangan Agar Tetap Stabil

31 Oktober 2014   22:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

prospektif masalah sistem keuangan di indonesiamenjadi sebuah problem perbankkan bahkanacuan dalam sebuah proses pengelolaan sistem keuangan agar tetap stabil. Dalam hal pengeloaan tentang keuangan memang perlunya ada peningkatan mutu dan tata pengelolaanmasalah keuangan yang terkelolah melalui sistem yang tepat dan terjamin, stabilitas dalam pengelolaan keuangan,melalui beberapadan mengambarkan bentuk tata pengelolaan keuangan yangefektik dan tersistematis yang dapat memberikan sebuah design/sistempengelolaan keuangan.

bagian penting dari pekerjaan pengelolaan keuangan adalah untuk mempromosikan sistem keuangan yang stabil dan efisien.

Hal ini dapat dilakukan dalam beberapa cara:


  • menyediakan fasilitas likuiditas( kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya) dan menjabat sebagailender of last resort


  • mengawasi kliring dan penyelesaian sistem domestik dan


  • berkolaborasi dengan pembuat kebijakan domestik dan internasional untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan dalam negeri.

stabilitas keuangan kita sangat penting untuk mengetahui sebuah kekurangan dalam pengelolaan tersebut. Selama tahun 1998 krisis moneter menyeluruh diseluruh Nusantara termasuk dekade menjelang krisis keuangan globalpun berdampak pada sektor perekonomian tertentu , inilah yang harus menjadi sebuah perubahan konsensus bahwa menjaga inflasi yang rendah, stabil dan dapat diprediksi adalah kontribusi terbaik bahwa kebijakan krisis moneter bisa membuat perubahan keuangan negara,Kerangka penargetan inflasi kita selalu memiliki tingkat fleksibilitas dibangun ke dalamnya; dan masalah stabilitas keuangan selalu menjadi bagian dari diskusi. Namun, krisis mengkristal pandangan bahwa stabilitas keuangan dan prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi secara intrinsik terkait. Akibatnya, Bank Indonesia dan- seperti banyak bank sentral lain - sedang mempertimbangkan bagaimana untuk lebih mengintegrasikan stabilitas keuangan dan tujuan kebijakan moneter.

Penilaian stabilitas keuangan menjadi lebih ketat dan sekarang mengikuti proses analisis lebih terstruktur, diinformasikan oleh model, data yang lebih baik dan dialog yang lebih kaya. Hal ini menyebabkan penilaian yang lebih tepat sekitar risiko terhadap sistem keuangan.

memperkenalkan kerangka kerja yang disempurnakan yang secara eksplisit mengidentifikasi kerentanan yang mendasari di indonesia. Ini adalah kondisi yang sudah ada sebelumnya yang bisa memperkuat dan menyebarkan guncangan melalui sistem yang ada di indonesia , terlepas dari mana mereka berasal. Ini menetapkan panggung untuk menilai risiko - peristiwa yang, jika mereka terjadi, akan mengancam kemampuan sistem keuangan untuk melakukan fungsi inti.

Kedalaman menambahkan ini memungkinkan pemahaman yang lebih lengkap dari kekhawatiran stabilitas keuangani. Kita perlu melihat risiko ini beragam dapat tidak benar-benar akan dijumlahkan untuk menaksir tingkat keseluruhan risiko. Namun demikian, setelah menimbang risiko terhadap stabilitas keuangan melalui kerangka peningkatan dan menerapkan penilaian, tingkatan kenyamanan seperti pembuat kebijakan tetap sama tergantung masa perubahan pemerintahan di indonesiaPemisahan yang jelas dari sebab dan akibat - kerentanan dan risiko - memungkinkan lebih akurat menimbang risiko terhadap stabilitas ekonomi dan keuangan. Hal ini memungkinkan kita untuk mempertimbangkan baik secara terpadu seperti segalah kebijakan yang disengaja. Itu sebabnya penilaian kami atas risiko terhadap sistem keuangan sangat relevan, sebagai yang dimaksud yaitu kerentanan terkait dengan sektor rumah tangga.

Yang pertama adalah ketidakseimbangan harga di pasar Indonesia. Kami masih

mengantisipasi soft landing. Namun, membentang valuasi dan beberapa tanda-tanda overbuilding akan mengekspos sistem keuangan untuk koreksi tajam harga pasar. Yang kedua adalah tingkat tinggi dari utang pada rumah tangga Indonesia. Hal ini membuat rumah tangga rentan terhadap kejutan pengangguran atau kenaikan tajam dalam suku bunga.


Kerentanan ketiga adalah eksposur terhadap potensi guncangan eksternal yang cukup besar. Contohnya adalah pentingnya harga komoditas global terhadap perekonomian dan sistem keuangan.
Risiko dipandang dalam konteks kerentanan ini. Risiko domestik yang paling penting adalah, seperti yang disebutkan, koreksi tajam harga pasar indonesia. Probabilitas terwujudnya risiko ini rendah, mengingat penguatan yang diharapkan dari pemulihan ekonomi global dan indonesia. Namun, jika hal ini terjadi, dampaknya terhadap perekonomian dan sistem keuangan akan parah.

Internal keuangan di indonesia harus fokus pada risiko risiko utama lainnya:

peningkatan tajam dalam suku bunga jangka panjang global, stres yang berasal dari China dan pasar negara berkembang lainnya; dan tekanan keuangan yang serius dari kawasan euro. penting untuk dicatat bahwa sistem keuangan indonesia tetap kuat. Ini akan terus mendapatkan keuntungan dari langkah-langkah kebijakan ditingkatkan Nasional sebagai agenda reformasi indonesia hebat, baik di dalam negeri maupun global.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun