Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO) mempunyai ketua umum baru yaitu Bambang Soepijanto. Â APKINDO adalah tempat bernaung para pelaku bisnis kayu lapis, salah satu primadona ekspor Indonesia.
Sosok Bambang Soepijanto bukan sosok yang main-main dalam urusan perkayuan. Dia adalah mantan Dirjen Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Boleh dibilang, Bambang sangat paham dunia perkayuan dari hulu sampai hilir.
Itulah kenapa peserta Musyawarah Nasional (Munas) ke VIII APKINDO di Hotel Four Season, Jakarta, Selasa (27/11) tak ragu-ragu untuk memilihnya. Bambang akan menjabat Ketua Umum APKINDO untuk periode 2018-2023.
Bambang bertekad mengembalikan masa kejayaan kayu lapis Indonesia. Menurutnya, kebutuhan dunia terhadap produk kayu lapis tidak akan pernah hilang bahkan akan terus meningkat. Menurutnya, kayu lapis adalah satu produk bahan bangunan yang paling ramah lingkungan dan berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Bambang juga mengajak dengan antusias seluruh pelaku industri kayu lapis untuk melakukan perubahan positif seperti yang sudah dilakukan. Misalnya, perubahan penggunaan bahan baku dari kayu hutan alam ke kayu tanaman terutama kayu sengon.
Apa yang Bambang harapkan ini sesuai dengan visi dan misinya ketika masih menjabat sebagai Dirjen Planologi Kehutanan Kementrian LHK. Bahkan visi misi itu juga sesuai dengan apa yang dipaparkan sebagai calon DPD RI Dapil Daerah Istimewa Yogayakarta (DIY).
Salah satu visi Bambang sebagai calon DPD RI Dapil DIY adalah mewujudkan keserasian lingkungan hidup di seluruh wilayah DIY. Tentu sebagai Ketua APKINDO dia ingin juga mewujudkan keserasian lingkungan hidup di Indonesia.
Terpilihnya Bambang ini menjadi angina segar karena  boleh dibilang industri kayu lapis saat ini jalan di tempat. Bahkan kalau dibandingkan masa keemasan 20 tahun lalu, Industri kayu lapis nasional mengalami penurunan.
Daya saing meosot tajam karena kenaikan ongkos produksi. Ditambah lagi banyak problem-problem lain. Tahun ini ekspor produk kayu lapis diperkirakan sekitar 3 juta kubik dengan nilai sekitar 1,9 miliar dolar AS (sekitar 28 trilyun). Jika dibandingkan dengan masa keemasannya 20 tahun lalu, catatan tersebut turun 45 persen dari sisi nilai dan turun 63 persen dari sisi volume.
Bambang siap memperbesar cakupan wilayah ekspor dengan melirik negara-negara yang selama ini belum masuk "radar" ekspor kayu lapis. Dan APKINDO juag akan sagnat mudah bila harus berkoordinasi dengan pemerintah mengingat Bambang adalah bekas orang penting di Kemetrian LHK.
Dan tentu saja APKINDO sangat beruntung bila nanti Bambang Soepijnto terpilih sebagai DPD RI Dapil DIY. Dengan demikian Bambang bisa memperjuangkan kepentingan APKINDO dalam bentuk usulan rancangan UU yang terkait dengan industri perkayuan, terutama Industri kayu lapis.