Mohon tunggu...
Harison Haris
Harison Haris Mohon Tunggu... Freelancer - Lahir dan besar di Jepara dan Jakarta. Mantan pemain bola amatiran, sempat jadi wartawan olahraga dan sekarang tinggal di Depok. Menyukai dan meminati banyak hal, tapi baru bisa melakukan sedikit hal.

Lahir dan besar di Jepara. Mantan pemain bola amatiran, sempat jadi wartawan olahraga dan sekarang tinggal di Depok. Menyukai dan meminati banyak hal, tapi baru bisa melakukan sedikit hal.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bambang Soepijanto Calon DPD RI asal Yogya Paling Jujur?

4 November 2018   00:29 Diperbarui: 4 November 2018   00:41 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bambang Soepijanto melaporkan Laporan Awal Dana Kampanye (LADK) sebesar 750 juta rupiah. Jumlah itu yang terbesar di antara semua calon DPD RI Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 10 orang.  Ada yang punya dana awal hanya 185.144 rupiah.

Apa yang dilakukan Bambang Soepijanto selaku calon anggota DPD RI DIY patut diacungi jempol. Kenapa? Karena dia realistis dan jujur. Relistis dalam pengertian bahwa maju menjadi calon DPD RI jauh lebih berat dibanding maju sebagai calon DPR RI.  Karena di setiap propinsi hanya diambil 4 orang. Sedang untuk anggota DPR RI rata-rata tiap propinsi lebih dari 10 orang.

Artinya, suara yang harus diraih calon anggota DPD RI harus lebih banyak dari calon DPR RI untuk lolos ke Senayan. Ini mengandung konsekuesi bahwa biaya yang dibutuhkan untuk maju jadi DPD RI logikanya lebih besar atau paling tidak sama dengan calon DPR RI.

Pengakuan Bambang Soepijanto bahwa untuk lolos sebagai anggota DPR RI mewakili DIY butuh biaya besar diaplikasikan dengan membuat LADK yang besar. Ini dapat dibaca sebagai semangat  tidak main-main. Juga tidak menutupi jumlah dana yang dikeluarkan sejak awal. Kasarnya, Bambang tidak ingin basa-basi.

Tentu dengan LADK kecil bukan berarti dana kampanye nantinya juga kecil. Bahkan sosok seperti GKR Hemas relatif tidak perlu dana besar mengingat popularitas dan elektabilitasnya sudah sangat tinggi. Tapi meski tidak besar, tetap jumlahnya ratusan juta rupiah.

agroindonesia.id
agroindonesia.id
Bambang Soepijanto sendiri adalah bekas Dirjen Planologi Kehutanan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Setelah lepas dari Dirjen, Bambang kemudian mengabdi sebagai Staf Ahli di Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Bambang Soepijanto mengawali karier sebagai pegawai rendahan di Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Kidul sebagai tenaga penyuluh lapangan dengan hanya  berbekal ijazah setingkat sekolah menengah atas. Kerja keras dan kejujurannya mengantarkannya hingga menjabat sebagai Dirjen Planologi Kehutanan. Bambang juga akhirnya meraih gelar S-3.

Kejujuran Bambang teruji ketika menjadi saksi dalam kasus permohonan alih fungsi hutan dari PT Bukit Jonggol Asri (BJA) yang terlibat suap terhadap Bupari Bogor Rahmat Yasin. Bos BJA (yang juga boss dari Sentul City) Kwee Cahyadi Kumala dan Rahmat Yasin akhirnya masuk bui. Bambang Keukeh bahwa PT BJA tidak memenuhi syarat dalam kasus permohonan fungsi alih hutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun