Mohon tunggu...
Harison Haris
Harison Haris Mohon Tunggu... Freelancer - Lahir dan besar di Jepara dan Jakarta. Mantan pemain bola amatiran, sempat jadi wartawan olahraga dan sekarang tinggal di Depok. Menyukai dan meminati banyak hal, tapi baru bisa melakukan sedikit hal.

Lahir dan besar di Jepara. Mantan pemain bola amatiran, sempat jadi wartawan olahraga dan sekarang tinggal di Depok. Menyukai dan meminati banyak hal, tapi baru bisa melakukan sedikit hal.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Menakar Plus-Minus Pasangan Edy-Ijeck

7 Juni 2018   14:25 Diperbarui: 7 Juni 2018   14:27 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (Ijek) akan head to head dengan pasangan Djarot Syaiful Hidayat dan Sihar Sitorus dalam Pilkada SUMUT 2018. Mari kita bedah plus-minus pasangan tersebut.

KELEBIHAN

  • Pertama, Edy-Ijeck adalah orang-orang lokal. Edy paham seluk-belum Sumut karena pernah bertugas di Sumut dan puncaknya dia bertugas sebagai Pangdam Bukit Barisan, sebelum jadi Pangkostrad.
  • Ijeck juga asli SUMUT. Hampir sepanjang hidunya dihabiskan di SUMUT. Dengan asumsi mereka berdua asli SUMUT (meski Edy lahir di Aceh), mereka relatif paham persoalan yang dihadapi SUMUT.  Keduanya juga sama-sama berasal dari Puak Melayu.

KELEMAHAN

  • Salah satu dari mereka tidak ada yang punya pengalaman di birokrasi pemerintahan. Pasti mereka perlu waktu untuk belajar soal tertib admnistrasi pemerintahan.
  • Keduanya sama-sama dari etnis melayu. Dari berbagai sumber yang ada bisa dilihat bahwa penduduk Melayu si Sumut hanya sekitar 5%. Yang dominan adalah Jawa (40% lebih) dan Batak (sekitar 30 %). Pasangan ini kemungkinaan besar akan kesulitan meraih suara-suara di kantong-kantong populasi Jawa dan Batak.
  • Latar belakang pendidikan keduanya kalah mentereng dibanding lawannya. Edy tak pernah mengeyam pendidikan formal tinggi, selain di Akademi Militer. Sementara gelar Sarajana dan Pasca-Sarjana Ijeck berasal dari universitas lokal Sumut. Dibanding Djarot dan Sihar mereka kalah jauh. Djarot menamatkan S-1 dan S-2 dari universitas top (Universitas Brawijaya dan Universitas Gadjah Mada) di tambah workshop di Amsterdam University. Sihar lebih luas lagi pengalamannya, dia menamatakan S-1 hingga S-2 di Amerika dan Eropa.
  • Terkait dengan poin 3, Edy-Ijeck memang kekurangan relasi internasional. Padahal Sumut memerlukan relasi internasional ini untuk mengembangkan diri. Relasi internasional ini bisa berwujud perluasan pasar ekspor, investor global, relasi dengan pemimpin di berbagai belahan dunia. Djarot dan SIhar memiliki itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun