Mohon tunggu...
Haris Munawar
Haris Munawar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam STAIN Meulaboh

Nama Saya adalah Haris, saya ingin tajam di setiap hal!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Simbiosis Mutualisme

1 Juni 2024   02:50 Diperbarui: 1 Juni 2024   03:17 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen Labu di Lahan Gambut Daerah Suak Pangkat Kabupaten Aceh Barat, Foto ini di ambil pada tanggal 10 Mei 2024. (Haris Munawar)

Seperti yang terlihat di film dokumenter DEMI SAWIT yang disutradarai oleh Teuku Zulfan Delegasi Dari Forum Jurnalis Lingkungan Aceh, dalam kurun 4 tahun terakhir Lebih dari 1.200 hektare lahan gambut yang berada di Hutan Rawa Singkil dipunahkan dengan cara menanam sawit. Pahadal gambut merupakan satu tempat penyimpanan udara dan air terbanyak di bumi.

Ditilik dari fungsi gambut secara umum ialah, gambut mampu menampung hingga 30 persen jumlah karbon dunia agar tidak terlepas ke atmosfer. Selain itu, hasil penelitian di google menunjukkan bahwa lahan gambut memiliki fungsi untuk mencegah perubahan iklim, bencana alam, hingga menjadi penunjang perekonomian masyarakat sekitar. Dikutip dari media Pantau Gambut "Indonesia memiliki luasan gambut tropis terbesar didunia dengan luas mencapai 13,43 juta hectare yang tersebar di tiga pulau besar yaitu Sumatera, Kalimantan dan Papua". Pulau Sumatera menjadi poin pertama di sebutkan dalam kutipan tersebut karena di Sumatera memiliki gambut paling luas yang berjumlah 5,8 juta hectare, sedangkan Kalimantan berada di nomor dua dengan jumlah gambut 4,5 juta hectare dan Papua nomor tiga dengan jumlah gambut 3 juta hectare.

Aceh yang tepatnya berada di daerah Sumatera tentunya berada didaerah gambut yang paling luas, luas gambut di aceh sejumlah 338.164 hektare yaitu jika di persentase menjadi 3,52 persen dari total lahan gambut di Indonesia, seperti yang sudah dipaparkan di paragraph pertama dan benar bahwasanya Rawa Tripa berada di nomor urut pertama di Aceh dengan luas gambut 4.529 hektare. Rawa Tripa yang berada di daerah Barat Selatan Aceh merupakan daerah yang sangat alami dan kaya akan tumbuhan dan satwa langka, seperti 300 jenis tumbuhan local dan satwa khas, termasuk Orang Utan (pongo abelli), beruang madu, dan Harimau Sumatra. Tapi sayang nya seperti yang terlihat dalam film documenter tersebut 1.200 hektare ataupun hampir seluruh nya dijajah oleh tanaman sawit, semua di tebang dan dibakar hanya Demi Sawit.

Semakin dunia menuju ke tahun 3000 ribuan semakin lain rasa hawa bumi yang kita tumpangi ini, kita telah melupakan hal-hal yang kecil karena asyik sibuk mengurus hal yang besar. Terutama Lingkungan tempat kita tinggal, tanpa sadar sekarang lingkungan yang kita tinggal sedang bermasalah dan terus kita abaikan sehingga ia menjadi tumpukan yang setinggi Gunung, Ketika sudah menumpuk malas rasanya ingin menyelesaikan kemudian timbul pemikiran " ah biarkan saja nanti dia yang ngurus," setelah pemikiran tersebut terbentuk muncul pula rasa cuek untuk menjaga lingkungan. Menjaga dan merawat lingkungan sekarang ini sama seperti kita merawa bumi, kemudian isu linkungan ini bukan isu sekedar isu yang harus kita remehkan karena, isu ini merupakan isu mendunia, memang sudah kewajiban kita sebagai manusia untuk mendengarkan dan mematuhi, dan kita juga harus sadar bahwasanya dunia itu berada di bumi, maka jika dunia rusak bumi juga ikut rusak. 

Gambut merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjaga bumi agar tetap sehat, jika gambut hilang maka bumi ikut menghilang, dalam artian begini, jika gambut menghilang dampaknya sangat serius bagi bumi, karena gambut adalah habitat yang penting bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan, selain itu gambut juga menyimpan karbon yang besar, jadi jika terurai atau terbakar, akan melepaskan jumlah karbon yang besar ke atmosfer, yang bisa memperburuk perubahan iklim. 

Kita sedang tidak bermain hayalan dan bermain retorika bahasa dalam menulis penulisan gambut, tapi fakta yang kita rasakan sekarang, tidak banyak masyarakat yang melestarikan gambut pada hari ini, seperti yang terjadi di Rawa Tripa, hampir 50 persen lahan gambut di bantai demi menanam sawit, Sawit merupakan ancaman utama bagi si gambut karena si sawit tersebut bukan menyerap air tapi meminum air, sebab sawit merupakan salah satu tanaman yang menyerap air terbanyak maka katakanlah ia meminum bukan menyerap air, apakah ini masalah?, tentu ini sebuah masalah yang besar, gambut bisa binasa dengan adanya pohon sawit tersebut, bayangkan gambut yang seluas 4.200 hektare, tapi 1.200 hektarnya lagi sudah habis dibinaskan demi sawit. Hadir nya sawit di atas gambut membuat si sawit untung sedangkan si gambut binasa selamanya. Dan ini juga merupakan bagian kenapa bumi menjadi panas sekarang? Dan jawaban nya tentu saja iya, karena kita sebagai masyarakat membunuh tumbuhan yang baik dan menanamkan tumbuhan yang jahat.

Masyarakat mempunyai alasan yang kuat karena berpindah berkebun ke sawit karena faktor alam sekarang, dimulai dari cara merawat dan harga, Berkebun pohon sawit itu lebih mudah dan cepat, pohon sawit berumur 3-4 tahun sudah bisa panen, dan proses dia menuju panen ga ribet, mau cuaca panas, dingin, hujan dan banjir, pohon sawit akan tetap mekar dan menuju proses panen. Berbeda dengan pohon karet pohon getah 4-5 tahun baru bisa dipanenkan dan cara panen nya harus dengan keadaan alam yang mendukung katakanlah cuaca yang bagus dan cerah. Tapi sekarang sebagaimana yang kita lihat banyak para petani pohon karet yang berpindah ke pohon sawit. Ini masalah yang serius sebagaimana alam kita sekarang sangat tua seharusnya kita menanam pohon yang sehat dan tidak merusak lingkungan, ekonomi menjadi alasan untuk tetap berpihak kepada pohon sawit, Tetapi kenapa disaat dulunya kita bisa bertahan dengan cara bertani tanpa menanam sawit puluhan hektar, Mungkin dengan melihat zaman Sekarang mau yang serba cepat dan mudah, maka beralihlah kepada sawit, tanpa kita mempertimbangkan bagaimana proses sawit dalam merusak lingkungan alam sekitar. Sawit memang sangat cocok jika di tanam dilahan gambut, karena dilingkungan gambut banyak memiliki unsur hara nya, tapi yang menjadi masalah nya disini ialah sawit banyak menyerap unsur hara, satu akar pohon sawit menyerap 12 liter unsur hara dan air dalam tanah perhari, dan apa yang akan terjadi jika kita tanam sawit ini jutaan hektar, pastinya keadaan bumi akan kritis, hal ini juga membuat unsur hara didalam gambut rusak,Kemudian gambut pun ikut binasa gegara kehadiran pohon sawit tersebut.

Di aceh barat tepat nya di Suak Pangkat, Daerah yang dihadiahkan gambut sekitar 300 hektare. Disini sebagian daerah gambut sedang digarap tumbuhan -- tumbuhan yang sehat seperti, Jahe, Ubi, Terong, Cabe, Timun, Jagung, Pisang, Kacang, Jeruk Nipis, dan Labu. Semua potensi yang sedang dikembang di lahan gambut tersebut tumbuh secara luar biasa, hasil panen yang tajam dan fisik yang segar. Walaupun hasil panen dari beberapa tumbuhan yang tadi harga nya tidak meroket seperti sawit tapi ini merupakan pohon yang sehat mampu menyesuaikan kebutuhan yang dia perlukan untuk tumbuh, dan tidak menimbulkan konflik bagi unsur hara didalam tanah, begitupula bagi si gambut, sama-sama menguntungkan dalam istilah Bahasa biologi nya Simbiosis Mutualisme.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun