Bagaimana Saya Mengubah Kebiasaan Menjadi Konsistensi dalam Menulis

Akhir tahun selalu menjadi momen refleksi, terutama bagi saya, seorang penulis pemula yang sedang belajar. Artikel ini berbagi pengalaman pribadi saya dalam mengubah kebiasaan menulis menjadi rutinitas yang konsisten. Refleksi ini penting karena menulis bukan sekadar menuangkan ide, tetapi juga soal membangun kebiasaan yang berkelanjutan. Berdasarkan data dari Writer's Digest, penulis yang menulis secara konsisten cenderung lebih produktif dan berhasil mencapai target mereka dibandingkan yang hanya menulis sesekali.

Langkah awal saya adalah menjadikan menulis sebagai rutinitas harian. Saya mulai dengan menentukan waktu khusus setiap pagi setelah sholat subuh untuk menulis selama 30 menit. Momen pagi hari terasa ideal karena suasananya tenang, dan pikiran masih segar. Awalnya, saya sering bingung tentang apa yang harus ditulis, tetapi saya belajar untuk tidak terlalu memikirkan hasilnya. Menulis apa saja, mulai dari ide acak hingga pengalaman sehari-hari, membantu saya memulai dan membangun momentum.

Tantangan terbesar dalam proses ini adalah melawan rasa malas dan kebosanan. Untuk mengatasinya, saya mencari inspirasi dari tulisan orang lain dan menetapkan target kecil seperti menulis 200 kata setiap hari. Selain itu, saya mencatat perkembangan saya dalam sebuah jurnal. Melihat daftar tulisan yang telah saya selesaikan memberikan semangat dan rasa pencapaian yang memperkuat motivasi saya.Perubahan ini menunjukkan bahwa kebiasaan kecil yang dilakukan dengan konsisten bisa memberikan dampak besar.

Kesimpulannya, membangun konsistensi menulis memang membutuhkan usaha, tetapi hasilnya sangat memuaskan. Dengan langkah sederhana yang saya lakukan setiap hari, saya berhasil menjadikan menulis sebagai bagian dari hidup saya. Jika saya bisa melakukannya, Anda juga pasti bisa. 

Jadi, apa langkah pertama Anda untuk mulai konsisten menulis? 

Bagikan pengalaman atau tantangan Anda di kolom komentar!