Mohon tunggu...
ABD HARIS
ABD HARIS Mohon Tunggu... Guru - guru sd

guru SD/pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis Lagi di Kompasiana, Ketika Inspirasi Bertemu Kesempatan

5 Desember 2024   08:09 Diperbarui: 5 Desember 2024   08:45 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: pexels.com

Satu bulan. Itu waktu yang terasa singkat jika dihitung dalam kalender, tetapi bisa terasa sangat lama bagi seorang penulis pemula seperti saya. Sebulan terakhir ini, saya tidak menulis apa pun. Bukan karena tidak ingin, tetapi entah kenapa rasanya sulit sekali untuk memulai. 

Setiap kali duduk di depan laptop, pikiran saya seperti kosong. Saya hanya menatap layar, sementara kursor berkedip-kedip seolah mengejek saya yang tak kunjung mengetikkan apa pun.

Awalnya, saya berusaha menyalahkan kesibukan. "Ah, nanti saja," pikir saya, "Hari ini terlalu banyak pekerjaan." Namun, kenyataannya, waktu itu ada, tetapi semangat itu yang hilang. Di sela-sela waktu senggang, saya sering membuka Kompasiana dan membaca tulisan-tulisan orang lain. Dalam hati, saya merasa malu. Mereka terus produktif menghasilkan karya, sementara saya terjebak dalam kebuntuan.

Sampai suatu hari, saya sadar bahwa jeda ini bukan akhir. Sebaliknya, ini adalah kesempatan. Mungkin, jeda ini diperlukan agar saya bisa melihat kembali apa yang sebenarnya saya cari dalam menulis. Saya bertanya pada diri sendiri, "Kenapa dulu saya mulai menulis?" Jawabannya sederhana: karena saya ingin berbagi cerita, belajar, dan terus berkembang.

Dengan kesadaran itu, saya memutuskan untuk kembali. Tidak ada target besar, tidak ada tekanan untuk sempurna, hanya keinginan sederhana untuk mulai lagi. Saya ingin menjadikan Kompasiana tempat saya menemukan suara dan semangat saya kembali. Tulisan ini adalah langkah pertama saya untuk kembali ke jalur itu.

Menulis bukan sekadar soal menghasilkan kata-kata, tetapi juga tentang merangkul prosesnya---termasuk jeda di antaranya. Saya percaya, inspirasi bisa datang dari mana saja, bahkan dari masa-masa ketika kita merasa mandek. Kini, saya memilih untuk melihat jeda itu sebagai momen untuk memperbaiki diri, bukan alasan untuk berhenti.

Terima kasih sudah membaca cerita kecil saya ini. Saya harap, siapa pun yang membaca tulisan ini, terutama teman-teman yang mungkin sedang mengalami hal serupa, bisa menemukan semangat untuk kembali mencoba. Karena menulis, seperti hidup, selalu menawarkan kesempatan baru untuk kita mulai lagi.

Mari berbagi, mari belajar, mari terus menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun