Mohon tunggu...
Harisman
Harisman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Swasta

Hobi Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Persfektif Leadership (Pemimpin) yang Idealis dan Realistis di Era kekinian

25 Agustus 2023   08:05 Diperbarui: 25 Agustus 2023   08:07 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era sekarang bisa dikatakan pada era krisis kepemimpinan, padahal krisis kepemimpinan adalah sebuah hal yang krusial karena seorang pemimpin itu sangat menentukan kemajuan sebuah peradaban, karena semua keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin mempunyai efek atau dampak besar terhadap keputusan atau kebijakannya terhadap semua orang.

Leadership (pemimpin) merupakan dasar atau pondasi dalam membangun sebuah peradaban, menurut hemat penulis maju dan tidaknya sebuah peradaban itu bukan saja tergantung bagaimana seorang pemimpin memiliki integritas, akuntabilitas, sinergitas, tetapi yang paling utama pemimpin Idealis dan realistis di era kekinian yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah pemimpin harus memiliki "iman" yang kuat dalam arti pemimpin yang bersandar pada ketuhanan. Artinya bahwa setiap langkah, kebijakan ataupun keputusan yang diambil bukan saja hanya semata berdasar pada hasil konsensus regulasi manusia tetapi juga bersandar pada ketuhanan, ini sesuai dengan bunyi Sila Pancasila yang pertama yakni "Ketuhanan Yang Maha Esa". Ketika pemimpin bersandar pada "iman" maka akan sejalan dengan integritas, akuntabilitas dan sinergitas yang dimiliki oleh pemimpin tersebut.

Ada kalimat bijak yang pernah penulis dengar dari seorang pimpinan saya sekaligus mentor saya ditempat saya bekerja sekarang, yang menurut penulis sangat logic dan begitu dalam maknanya, beliau mengatakan bahwa "ketika engkau jadi pemimpin maka takutlah dengan tuhan". Kalimat yang beliau sampaikan meskipun begitu singkat kalimat yang beliau sampaikan akan tetapi memiliki makna yang begitu mendalam. maksud dari kalimat yang disampaikan oleh beliau bahwa ketika seorang pemimpin takut kepada tuhannya maka segala kebijakan ataupun keputusan yang diambil outputnya akan berorientasi pada kebaikan.

Bahwa dalam memilih seorang pemimpin bukan saja karena hebat dalam mengolah atau merangkai kata-kata, memilih pemimpin bukan hanya karena disukai banyak orang, dan memilih seorang pemimpin tidak cukup hanya karena hebat dalam mengeksekusi dari setiap langkah kebijakan atau keputusannya, akan tetapi dalam memilih seorang pemimpin harus mempunyai "iman" yang kuat, karena dengan "iman" yang kuat maka dalam setiap langkah kebijakan ataupun keputusan yang diambil sudah barang tentu akan berorientasi pada kebaikan. Apalagi tahun ini yang sudah memasuki tahun politik, pesta demokrasi dalam pemilihan Eksekutif (Presiden dan Wakil Presiden) dan Pemilihan Anggota Legislatif (DPR dan DPD) yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari tahun 2024 mendatang yang dilaksankan disetiap 5 (lima) tahunnya, para bakal calon Eksekutif dan Anggota Legislatif berlomba2 menarik perhatian publik untuk meraup suara terbanyak dengan berbagai cara dengan janji-janji manis, jargon-jargon yang idealis yang seolah-olah realistis agar publik simpatik dan kemudian terpilih untuk bisa duduk di parlemen yang "katanya" akan menjadi wakil rakyat dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat bukan kepentingan individu ataupun kepentingan kelompok, Untuk itu teliti dan cerdiklah dalam memilih pemimpin.

Dalam memilih Pemimpin dengan "iman" yang kuat bukan saja didalam konteks memilih pemimpin dalam bernegara, akan tetapi memilih Pemimpin dengan "iman" yang kuat juga harus diterapkan dalam konteks memilih memimpin sebuah organisasi, perusahaan maupun dalam ruang lingkup privasi yakni dalam memilih pasangan hidup. Karena hakikatnya jika didasari dengan "iman" kuat maka segala sesuatunya akan menghasilkan manfaat yang jauh lebih baik.

Penulis : Harisman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun