PEMECAHAN MASALAH PADA ANAK USIA DINI
Hai teman-teman semuanya udah pada tau tidak? Bahwa melatih kemampuan pengambilan pada anak usia dini itu perlu dikembangkan sejak dini, bukan hanya bermain saja. Mengapa demikian? Oleh karena itu simak artikel ini ya...
Dalam kehidupan sehari-hari anak akan menghadapi berbagai masalah yang memerlukan keterampilan pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat penting bagi anak usia dini karena akan meningkatkan kemampuan berpikirnya yang logis, kritis dan sistematis. Polya (1973) mengemukakan pendapatnya, bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi oleh masing-masing individu.
Anak berusia 4-6 tahun mempunyau rasa keingin tahuan yang sangat tinggi terhadap lingkungannya. Mereka memperoleh pengalaman belajar yang bermakna melalui kegiatan bermain, melakukan eksperimen, dan melalui interaksi sosial.
Maria (Setiasih, 2017) berpendapat bahwa indikator keterampilan pemecahan masalah pada anak usia dini antara lain  :
1)Keterampilan observasi/mengamati (observation),
2)Keterampilan mengumpulkan data dan informasi (collecting), Â
3)Keterampilan mengolah informasi
4)Keterampilan mengkomunikasikan informasi.
Oleh karena itu, orang tua dan guru harus mampu mengasah kemampuan tersebut dengan menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan usia pertumbuhan anak dan diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Berikut adalah tips yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah anak usia dini :
1)Ajari anak bagaimana mereka dapat "bertahan" dari perasaan sulit atau tidak menyenangkan
Terkadang anak akan marah, kecewa dan sedih sehingga membuat mereka merasa tidak nyaman, dalam hal ini anak perlu belajar bertahan dengan cara menangani emosi tersebut dengan baik. Contoh : Ketika seorang anak dijauhi oleh temannya di sekolah, anak tersebut mungkin mengeluh kepada orang tuanya bahwa tidak ada yang mau berteman dengannya. Dalam hal ini, apakah orang tua perlu mengajak anaknya untuk memikirkan kenapa teman menghindarinya? Bagaimana dia harus menempatkan dirinya di antara teman-temannya sehingga dia dapat berteman kembali tanpa harus dijauhi.
2)Pahami perasaan anak ketika anak belum berhasil mencapai sesuatu yang diinginkannya
Jika orang tua bisa memahami perasaannya, anak akan sangat senang. Oleh karena itu, jika anak tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan, orang tua harus belajar memahami perasaan tersebut dan mendukung solusi yang dapat diberikan padanya, misalnya: anak ingin membangun menara dengan balok-balok penyusun, dan tiba-tiba menara itu runtuh sebelum ia berhasil menyelesaikannya. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua mengatakan "ibu / ayah mengerti perasaanmu, kamu bisa coba lagi". Perkataan seperti ini lebih baik dari pada orang tua yang langsung berkata "begini caranya menjaga menara agar tidak runtuh" untuk segera membangun menara.
3)Cobalah untuk fokus pada kemampuan anak dengan tidak memaksakan kehendak orang tua
Luangkan waktu untuk mendengarkan pendapat anak anda dan hindari memberikan solusi berdasarkan keinginan orang tua. Sebelum anak anda mencoba menemukan solusinya sendiri, harap coba untuk tidak memberikan solusi sebelumnya. Contoh: Seperti contoh pada poin sebelumnya, ketika seorang anak gagal membangun menara, sebaiknya orang tua tidak memaksa anak untuk mengatakan "Membangun menara harus seperti ini", tetapi sebaliknya memberi kesempatan kepada anak untuk menemukan ide-idenya sendiri sehingga mereka dapat membangun menara dengan benar.
4)Dorong anak  untuk berpikir, merencanakan, dan menilai kembali sebelum bertindak
Ini adalah proses berkelanjutan yang diajarkan orang tua kepada anak-anak mereka untuk memecahkan masalah, dan penyelesaiannya tidak didapatkan secara intan, sehingga dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan pemecahan masalahnya. Oleh karena itu, orang tua perlu mendorong anaknya untuk memikirkan terlebih dahulu apa yang akan mereka lakukan, misalnya: orang tua dan anak membahas rencana liburan ke Pantai, orang tua dapat menanyakan kepada anak 'apa yang harus dipersiapkan untuk liburan?".
5)Berikan pujian pada anak
Jika anak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya, orang tua harus memberikan pujian, begitupun jika anak tidak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya, orang tua juga harus memberikan semangat agar mereka termotivasi untuk menyeleaikan masalah yang dihadapinya.
6)Bantu anak untuk menemukan jawaban dan solusi mereka sendiri
Dengan membantu anak menemukan jawaban dan solusinya sendiri, orang tua dapat membantu anak memiliki keyakinan terhadap kemampuan mereka dan mampu mengatasi masalah tersebut. Contoh: Membuka tutup botol minuman merupakan contoh yang sering kita jumpai dalam keseharian kita. Beberapa orang tua cenderung membukakan tutup botol sebelum anak mencoba terlebih dahulu. Orang tua hendaknya memberikan kesempatan untuk membuka diri orang tua. Jika anak dalam kesulitan, orang tua akan mendorong anak untuk mencari tahu mengapa ia tidak dapat membuka botol, terlepas dari apakah ia telah memutar tutupnya ke arah yang benar. Biarkan anak-anak terbiasa mencari solusi sendiri.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah pada anak usia dini, antara lain :
*Bermain Puzzle
Saat anak-anak bermain dengan puzzle, mereka akan mempertimbangkan untuk menempatkan puzzle dengan benar. Oleh karena itu, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah anak. Anak-anak mencari solusi agar puzzle bisa tersusun dengan benar.
*Bermain Balok dan Lego
Game ini menjadi tantangan karena perlu mempertimbangkan apa yang akan dibangun dan bagaimana menyatukan bagian-bagian yang sama untuk mendapatkan desain yang bagus. Beri anak kesempatan untuk berpikir dan mengungkapkan gagasan atau idenya sendiri.
*Bermain Mengikuti Pola
Anda bisa memainkan kegiatan sederhana ini dengan balok, kemudian gunakan balok untuk membuat pola dan minta anak melanjutkan pola tersebut. Ubah pola dengan mengubah warna, bentuk, atau ukurannya. Kegiatan ini akan melatih anak untuk menganalisis informasi yang diberikan, mengenali pola dan membuat pola baru lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H