Umat manusia baru-baru ini menorehkan penemuan yang terbilang prestisius, yakni penemuan citra Black Hole atau yang biasa kita sebut dengan lubang hitam oleh kelompok intelektual yang tergabung dalam jaringan peneliti beberapa negara.Â
Hasil penemuan ini merupakan bentuk pengembangan ilmu pengetahuan melalui riset yang telah dilakukan intens lebih dari satu dekade lalu. Hal ini membuktikan teori Albert Einstein  tentang relativitas umum yang ia cetuskan tahun 1915 silam.
Selain penemuan tentang lubang hitam, di tahun 2016 jaringan peneliti LIGO mendeteksi gelombang gravitasi. Para intelektual tersebut mengembangkan metode pengamatan untuk mendeteksi gelombang gravitasi sebagaimana hipotesa teori Albert Einstein tentang relativitas umum.Â
Penelitian yang telah dilakukan oleh kelompok tersebut tentu menghabiskan biaya yang besar, namun hasilnya sepadan dengan apa yang telah dilakukan. Penelitian ini telah berhasil mendeteksi gelombang gravitasi dan kelompok intelektual tersebut meraih hadiah Nobel di tahun berikutnya.
Berbagai riset penelitian  yang dilakukan oleh intelektual memang krusial dan urgen dalam perkembangan kehidupan dan peradaban modern. Melalui riset dan penelitian pula muncul bermacam pengetahuan baru, berbagai macam terknologi terbarukan terus dikembangkan. Persoalan dan kendala yang dihadapi oleh manusia berpotensi besar dipecahkan solusinya melalui riset para intelektual.
Di zaman yang serba digital ini, riset menjadi pilar utama akan kemajuan sebuah bangsa dan negara. Tidak ada bangsa dan peradaban yang maju tanpa melakukan riset yang baik.Â
Pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya menginovasi penemuan baru, menggali cara pandang baru untuk mengakses berbagai kemungkinan kemajuan, mengembangkan kualitas kewarganan dan kesadaran publik akan adab.Â
Bersama inovasi, risiet menjadi faktor utama penunjang negara maju untuk bersaing di kancah dunia. Mendorong perbaikan kualitas hidup manusia bernegara yang secara langsung berimplikasi pada produktivitas dan daya saing masyarkat global.
Semua manusia memiliki potensi diri untuke menjadi intelektual, akan tetapi tidak semua orang dalam masyarakat memiliki fungsi intelektual. Mereka yang menjalankan fungsi intelektual dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, intelektual tradisional semacam guru, akademisi, dosen dan para ulama yang secara kontinyu melakukan hal yang sama dari masa ke masa.Â
Kedua, intelektual organik termasuk kelompok yang berhubungan langsung dengan kelas atau perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan mereka untuk berbagi kepentingan serta untuk memperbesar kekuasaan dan kontrol.