Cak Nur beranggapan bahwa Islam adalah agama yang hanif, memasrahkan diri kepada Tuhan adalah dasar kehidupan beragama yang paling otentik. Sikap pasrah menjadi titik temu yang menjadi hakikat dasar agama samawi sebagai pesan Tuhan yang universal. Inilah yang menjadi inti ajaran para utusanNya. Oleh karena itu, Cak Nur mengajak umat Islam untuk lebih bersifat terbuka, toleran, dan menghargai setiap perbedaan sebagai wujud dari Islam yang sebenarnya.Â
Ketika seorang muslim tidak terjebak dalam sikap ekslusivisme dan pemutlakan diri, ia akan menyadari adanya suatu sikap kejiwaan yang melihat adanya kemungkinan kebenaran dari orang lain. Sikap ini begitu krusial dalam beragama melihat karakter dasar manusia diciptakan dalam keadaan fitrah yang cenderung pada sebuah kebenaran. Pemahaman agama yang parsial akan semakin mudah tersebar dan dapat memicu konflik antaragama.Â
Setiap kelompok saling mengklaim kebenaran keagamaannya, tanpa memberi penghormatan kepada liyan. Jika kita kaitkan dengan keberagamaan masyarakat Indonesia ide Cak Nur menjadi menjadi sesuatu yang penting dalam menjaga keutuhan NKRI. Setiap diri kita diharapkan menjadi garda terdepan dalam mewujudkan sikap beragama yang inklusif dan toleran. Satu pertanyaan yang seolah mejadi cambuk buat diri, sudahkah diri kita mampu menjadi rahmat bagi semesta alam selama ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H