Tentu kita menyadari bahwa pembedaan tersebut berguna dalam acuan kebijakan dalam tataran makro. Usia produktif perlu disiapkan untuk menopang untuk keberlangsungan kehidupan komunitas negara.Â
Produktivitas dari generasi produktif bukan satu-satunya tolak ukur dalam melihat kehidupan manusia. Kehidupan sudah dimulai sejak ia lahir dan terus berjalan sampai ia pensiun dari pekerjaannya. Anak-anak dan lansia memiliki kesempatan dalam merealisasikan diri yang tentunya berbeda dengan generasi produktif.Â
Namun seringkali kita bias dan mengesampingkan terhadap kebutuhan tersebut, bahkan meremahkan dan mendiskriminasikan karena ketidakproduktivitasan mereka.Â
Lansia dalam pandangan ageisme dianggap penyakit dan harus disingkarkan dalam proses pembangunan. Menafikan bahwa kita nantinya juga akan tua dan tidak produktif dalam sektor ekonomi. Hal dan pandangan yang bias ini yang seharusnya diluruskan, ketidakproduktivitasan lansia tersebut tidak serta mengiyakan bahwa kehidupan lansia tidak bermanfaat.Â
Pikiran dan nalar sehat kita seharusnya bisa memhami dalam pespektif lain bahwa setiap orang bisa menciptakan makna bagi hidup mereka sendiri, berapapun usianya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H