Youtube Indonesia tahun 2009 menjadi titik tolak Youtube menjadi hal baru keren di dunia internet.Â
Kutu buku dan orang-orang yang tidak cocok dengan kebanyakan orang menceritakan kehidupan mereka, sineas muda memamerkan karya mereka, make-up artis amatir membagikan pengetahuan mereka, Â dan musisi rumahan yang membuat cover-cover lagu. Mereka tidak memikirkan adsense dan kubu. Hanya berisi beberapa youtuber, kamera, dan penonton mereka.
Selang beberapa lama, muncul Youtube Partner Program yang baru. Hal tersebut tentu memiliki impact untuk yang lebih banyak dapat terlibat dalam sektor ekonomi ini, dan memperoleh uang, bahkan menjadi Youtube Content Creator sebagai mata pencaharian. Youtube berubah menjadi taman bermain dan menjadi salah satu lahan bisnis yang palig menguntungkan di iinternet.Â
Mereka yang lebih besar nampak dengan mudah tampil di televisi, surat kabar dan film layar lebar. Mereka menjadi terkenal dalam waktu yang sangat singkat. Banyak orang yang tidak peduli dengan komunitas tergiur oleh ketenaran, uang dan kekuatan. Hari berganti hari dan semakin banyak orang yang datang, gerombolan anak muda labil, tukang bully pas masa sekolah dulu, perusahaan media mainstream dan hal yang paling buruk tentu stasiun televisi.
Internet memang membunuh bintang video. Bagaimana tidak? Semenjak hari itu, Youtube menjadi The Wild Wild Web. Di tengah kekacauan ini lahir WTF Indonesia, Â sebuah gerakan untuk mengkritik, melawan, mempertanyakan eksploitasi yang dilakukan oleh para pemain Youtube WTF Indonesia ada untuk menantang moral para penonton yang dengan bodoh memperkaya Youtuber-Youtuber imoral ini.
Walaupun WTF Indonesia age restriced. Silver Play Button didapatkan lengkap dengan sederet penggemar sampah yag tidak pernah berhenti meminta untuk berkata-kata jahat terhadap semua Youtuber.Â
Mereka tidak memahami bahwa mereka telah menghilangkan semua esensi WTF Indonesia, dan itu menjadi alasan mengapa WTF Indonesia menghilang.
Tanpa WTF Indonesia banyak tiruan yang muncul, namun sayangnya mereka diciptakan dengan semangat yang berbeda, bukan untuk mengkritik, bukan untuk melawan status quo, namun untuk mengeksploitasi untuk terkenal dan untuk menjadi kaya dari adsense.Â
Penggemar sampah WTF Indonesia tertarik pada kanal-kanal tersebut dan membantu para peniru, menjadikan mereka penghisap darah berlabelkan kanal kritik.  Di tangan mereka, integritas kanal kritik menghilang dan lagi-lagi  menjadi cara ampuh untuk Youtuber rapper sampah berjualan merchandise sampai ke para penonton mereka.
Semua upaya dan kemarahan yang ditunjukkan dalam 12 episode WTF Indonesia tidak dapat mengubah apapun di Youtube. Seratus ribu subsriber dari penonton mereka hanya melihat WTF Indonesia sebagai lelucon belaka, bukan esensinya. Sulit memang bagi WTF Indonesia untuk kembali, untuk apa kembali lagi?Â
Nantinya hanya akan menjadi hiburan semata, bukan refleksi. Sebuah cara untuk terlihat edgy, bukan pergerakan. Sebuah video Youtube never a vegeance, Segala bentuk perlawanan untuk memacu detak jantung. Komunitas Yotube Indonesia tidak menyelamatkannya, dan inilah yang terjadi, sebuah akhir dari Youtube Indonesia. Â