Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Penggrebekan Vicky Prasetyo-Angel Lelga, Batas Tipis Privasi dan Kepentingan Pasar

21 November 2018   07:31 Diperbarui: 21 November 2018   16:45 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggrebekan Vicky ke Angel bukti tayangan opera sabun jadi trending. || Sumber gambar: Youtube Insert Trans Tv

Para seleb muncul dan tenggelam bukan karena proses pemilihan yang memberikan masyarakat berkesempatan sepadan dalam memilih seorang pemimpin. 

Seleb bukan pula mereka yang akan menentukan masa depan rakyatnya, seleb manggung kemudian masyarakat memberikan feedback, begitu pula berlak jika seleb tidak muncul otomatis masyarakat tidak bisa merasakan dampaknya.

Penggrebekan Vicky ke Angel bukti tayangan opera sabun jadi trending. || Sumber gambar: Youtube Insert Trans Tv
Penggrebekan Vicky ke Angel bukti tayangan opera sabun jadi trending. || Sumber gambar: Youtube Insert Trans Tv
Kuasa Media
Memang agak kesulitan jika kita menarik garis pembeda yang konkrit soal privasi dan kepentingan publik, namun hal ini amat diperlukan. Bagaimana media tersadar akan etika dan kewenangannya untuk tidak menjadi hakim buat para seleb. 

Walau tidak bisa dipungkiri memang media pulalah yang membesarkan nama seleb, lalu apakah kemudian media memiliki kuasa penuh untuk membongkar aib-aib yang sebelumnya telah diceritakan. Kuasa macam apa yang membuat media suka mengulik kehidupan para seleb untuk menjadi hakim buat perilaku mereka sehari-hari?

Jikalau kita lebih jeli melihat celah, bahwa semua tadi bukan hanya logika pasar semata. Ada hubungan yang saling mempengaruhi, media akan muak dengan berita perceraian yang tidak dikabarkan kepada mereka, media kecewa karena tidak mengambil profit dari sebuah nestapa para seleb.

Kita hidup di mana batas begitu samar antara ini ranah pribadi dengan wilayah publik, seakan ada hal yang sengaja membiarkan proses kesamarannya ini untuk berorientasi dalam kemauan pasar. 

Membungkus seribu alasan seolah telah memperjuangkan kepentingan publik yang lebih luas, padahal yang terjadi sebaliknya: mereka akan berontak jatah periuk mereka tertumpah oleh tangan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun