Di sekolah, kita diajari bahwa untuk menguji kebenaran suatu teori, kita harus memverifikasi teori tersebut dengan melakukan test. Semakin banyak test yang kita lakukan dengan hasil yang positif [sesuai dengan hipotesis] maka semakin kuat teori tersebut.
Namun disinilah letak pertanyaannya. Kita tidak tahu seberapa banyak test yang harus kita lakukan. Apakah frekuensi testnya cukup 10 x, 100 x atau 1000 x. Science sesungguhnya terbentuk dengan cara yang seperti ini yaitu melalui metode Induktif. Metode ini merupakan proses generalisasi atas hasil pengamatan atau percobaan yang dilakukan berulang kali.
Contoh dari permasalahan di atas teori evolusi yang diutarakan oleh Darwin, manusia sebenarnya adalah bentuk evolusi dari kera, tapi apa ternyata setelah melalui ujifalsifikasi teori itu terpatahkan. Jika teori itu benar mengapa masih ada monyet. Kalau teori yang diutarakan oleh Darwin itu benareseharusnya monyet di mukabumi ini sudah hilang.
Kesimpulannya semakin sebuah teori itu diuji kesalahannya dan tidak ditemukan maka akan semakin kuat dan sulit untuk dipatahkan.