Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membaca Kembali Perlawanan Hassan Hanafi terhadap Rezim Anwar Sadat Mesir

18 September 2018   06:04 Diperbarui: 18 September 2018   09:47 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hassan Hanafi adalah tokoh pembaharu islam kiri terhadap rezim Anwar Sadat Mesir.

Imperialisme kultur sejak dulu memiliki hubungan antara dunia barat dengan dunia Islam dan sudah bergesek bahkan sebelum perang Salib, oleh karena itu di barat citra Islam terkesan negatif, bahkan tidak hanya masalah citra, tetapi sudah merambah pada dunia akademik barat yang akhirnya melahirkan istilah orientalisme.

Dari segi pemikiran Hasan Hanafi dapat didefinisikan pada modernis, tapi tidak seluruhnya benar, terutama karena Hanafi menggunakan analisis fenomenologis yang muncul di barat untuk melawan modernisme. Walaupun ia sudah menyerap modernitas dan praposmodernitas, tapi ia belum merambah pada gerakan pemikiran yang paling baru di barat yakni posmodernisme. Sehingga pemikiran Hanafi masih pada permukaan.

Posmodernisme adalah suatu masa sebagai protes atas masa modernisme. Modernisme sendiri adalah masa dimana ingin mencapai suatau kemajuan yang pesat dan agar tidak terlalu tertinggal jauh oleh barat. Sehingga tokoh-tokoh modernis mulai merumuskan formulasi-formulasi di berbagai sektor kehidupan Islam. Mulai dari sektor ekonomi, sosial, politik dan pendidikan yang kesemuanya itu ditujukan untuk kemajuan Islam.

Tapi yang perlu digaris bawahi adalah mereka meninggalkan tradisi-tradisi Islam yang sudah menjadi ciri khas Islam itu sendiri. Mereka menganggap tradisi sebagai sebuah batu sandungan mencapai untuk kemajuan Islam sehingga harus disingkirkan.

Dengan ini posmodernisme lahir sebagai upaya penggabungan antara tradisionalisme dengan modernisme. Mereka menganggap bahwa dari keduanya terdapat hal-hal positif yang harus kita ambil. Tradisi yang positif harus dipertahankan untuk mengawal kemajuan Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun