Pemikiran Hassan Hanafi pada dasarnya tidak bisa dilepaskan dari persinggungan dia dengan beberapa pemikir besar Prancis yang menjadi dosennya, seperti Jean Gitton, Paul Ricouer, dan juga Edmund Husserl
Istilah Kanan dan Kiri diambil dari konteks struktur sosial, dimana terdapat dua kelas sosial yang saling berlawanan. Kelas "Kanan yakni kelas elit yang menguasai sarana produksi dan perangkat kekuasaan politik, berupaya mengeksploitasi kelas lain yang mayoritas. Salah satu cara eksploitasi itu adalah lewat pemikiran keagamaan yaitu dengan menafsirkan agama sejalan dengan kepentingan kelas elit minoritas.
Sedangkan kelas "Kiri" adalah kelas  bawah, miskin, lemah, tertindas, menderita, orang-orang yang tidak diperhitungkan, kelompok yang termarjinalkan. Kiri Islam lahir untuk menyuarakan jeritan dan kepentingan serta hak-hak mereka yang secara kuantitas adalah mayoritas umat. Kiri Islam tampil untuk membela kepentingan umat yang mayoritas, untuk mengambil hak-hak kaum miskin dari kaum kaya, membela kaum lemah dalam menghadapi kaum kuat serta menjadikan umat mansusia sejajar.
Islam Kiri atau Kiri Islam, menurut Hasan Hanafi tidak terletak pada ajaran kemanusiaan-universal tetapi mengenai pemikiran Islam berikut produk-produknya, termasuk produk pemikiran klasik yang biasa disebut turats dalam perilaku umat Islam, penguasa, rakyat dan kaum intelektualnya-sepanjang sejarah mereka.
Kiri Islam bertopang pada tiga pilar dalam rangka mewujudkan kebangkitan Islam, revolusi Islam dan kesatuan umat. Pertama, khazanah Islam klasik. Kedua, perlunya menantang peradaban Barat. Ketiga, analisis terhadap realitas dunia Islam. Pada analisis Hanafi mengkritik metode tradisional yang bertumpu pada teks(nash) dan mengusulkan suatu metode tertentu agar realitas dunia Islam dapat berbicara bagi dirinya sendiri.
Pendekatan yang digunakan oleh Hasan Hanafi dalam memunculkan Islam Kiri memakai pendekatan Sosialisme. Sosialisme berarti teori politik dan ekonomi yang menganjurkan hak milik umum serta manajeman alat-alat pokok untuk produksi , di sana disebutkan bahwa sosialisme adalah sebuah istilah umum teori politik dan ekonomi ang membina sebuah sistem kepemilikan bersama atau pemerintah, dalam pengurusan alat-alat produksi dan pengoprasian barang.
Sosialisme memiliki dua corak yang berbeda, yaitu sosialisme ilmiah dan sosialisme relegius. Sosialisme ilmiah tidak berdasarkan harapan dan tuntutan belaka, melainkan analaisis ilmiah erhadap hukum perkembangan masyarakat. Sedangkan sosialis relegius muncul sebagai sintesis atas kelemahan-kelemahan yang diakibatkan sebagai sistem kapitalis dan sistem sosialis Marxis. Yang ini juga disebut sebagai sosialisme Islam.
Banyak orang yang mempunyai keinginan untuk menjadikan dunia lebih baik. Sebagian orang mengatakan sebagai kaum sosialis. Orang-orang seperti disepanjang sejarah selalu ada, seperti Musa, Yesus, Plato, Maimonedes dan lainnya.
Sedangkan pemeran utama yang mempelopori ajaran sosialisme adalah Karl Marx (1818-1883). Menurutnya bahwa sosialisme, peghapusan hak milik pribadi, bukan sekedar tuntutan etis melainkan keniscayaan obyektif. Mark mengklaim bahwa ia menemukan hukum yang mengatur perkembangan masyarakat dan sejarah. Hukum itu adalah prioritas bidang ekonomi. Karena itu Marx menyebut anggapannya pandangan sejarah yang materialistik.
Pendekatan sosialisme perhatiannya mengarah pada interaksi antara agama dan masyarakat. Akan tetapi untuk pendekatan agama ada sendiri. Teoritisasi sosiologi, menggunakan paradigma dan konseptualisasi analogis tentang dunia sosial yang didasarkan pada tradisi sosiologis maupun refleksi atas data empiris. Data empiris diperoleh melalui investigasi historis dan penelitian sosial kontemporer.
Pada intinya latar belakang pemikiran Kiri Islam secara umum adalah realitas umat Islam yang berada dalam keterbelakangan dan ketertinggalan diberbagai aspek terhadap Barat. Kiri Islam hadir sebagai solusi yang kritis dalam menyikapi realitas tersebut. Jurnal kiri Islam hadir untuk memberikan pencerahan dan penyadaran kepada umat Islam diseluruh dunia.