Suatu saat nanti Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani. Kualitas bangsa diakui. Anak-anak negeri tak lagi menjadi kuli. Mereka cerdik berinovasi dan aktif menghasilkan sesuatu yang bergengsi.Â
Seluruh warga hidup tenang dan nyaman. Yang kuat melindungi yang lemah. Yang miskin tak terhinakan. Kekayaan darat, laut, dan udara benar-benar dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat. Negara menguasai sektor-sektor yang menjadi hajat hidup orang banyak.Â
Negara juga menjadi tumpuan bagi fakir-miskin, anak-anak terlantar, dan orang-orang jompo. Semua itu bisa terjadi karena negara menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana mestinya.
Ketika warga pergi ke luar negeri tak ada lagi perasaan minder. Seluruh penduduk planet bumi mengenal bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ramah dan pekerja keras. Seluruh warga mewarisi semangat juang nenek moyang yang dipupuk dari generasi ke generasi. Negeri yang pernah merana akibat belenggu penjajahan dan dominasi neo-kolonialisme kini telah kembali bangkit. Hutang-hutang akibat ulah para pemimpin masa lalu yang berjiwa kerdil dan tak bertanggung jawab telah dilunasi.
Bagaimana itu semua bisa terjadi? Bagaimana cerita pilu itu bisa berlalu?
Watak bangsa
Setelah tersungkur karena membebek kekuatan asing, para pemimpin Indonesia akhirnya sadar-diri dan bertobat. Mereka menyadari bahwa untuk bangkit dari keterpurukan dibutuhkan watak tangguh yang digali dari nilai-nilai filosofis bangsa. Mereka pun mengumpulkan para ahli untuk menggali nilai filosofis yang bisa membangkitkan negeri.Â
Para ahli melakukan kajian mendalam dan akhirnya menemukan bahwa untuk bangkit, bangsa Indonesia harus memiliki lima watak. Kelima watak itu adalah: Pertama, cinta ilmu pengetahuan. Sikap cinta pengetahuan ini telah melahirkan kebijakan yang benar-benar memihak pada dunia pendidikan.
Pendidikan terbukti telah menyelamatkan sebuah bangsa. Rujukan para pemimpin Indonesia adalah Jepang. Setelah kalah perang, akhirnya Jepang mampu bangkit dari keterpurukan setelah menempatkan pendidikan dalam posisi penting sejak zaman Restorasi Meiji.Â
Restorasi telah mengubah sistem pendidikan dari tradisional menjadi modern. Melalui restorasi Jepang menerapkan program wajib belajar, pengiriman mahasiswa Jepang ke luar negeri untuk belajar, dan peningkatan anggaran drastis pendidikan. Kaisar Meiji secara berani melakukan gebrakan yang visioner untuk menyelamatkan masa depan Jepang.Â
Salah satu prinsip populer pada masa itu adalah prinsip Kaizen. Kaizen berarti kemajuan yang berkelanjutan (continuous improvement) atau peningkatan keahlian. Prinsip ini telah menjadi inspirasi generasi Jepang pasca pemboman Hiroshima untuk belajar tanpa henti dan mengembangkan inovasi. Hasilnya, Jepang menjadi bangsa yang disegani dalam percaturan bangsa-bangsa dunia.