Mohon tunggu...
Haris Fauzan Mustofa
Haris Fauzan Mustofa Mohon Tunggu... -

Rakyat biasa mencari cermin yang tepat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

'Pajak' Dalam Sebuah Komunitas

5 Maret 2014   17:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:13 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pajak disebut juga sebagai contribution of organized community atau partisipasi dalam komunitas yang terorganisir. Dalam sebuah komunitas, tentu ada tujuan atau istilah manajemennya visi dan misi mengapa komunitas dibentuk. Lantas, untuk mencapai visi dan misi diperlukan orang-orang yang menjalankan dan mengatur komunitas tersebut, yang memerlukan sumber daya. Sumber daya kita bagi menjadi dua, sumber daya tak berwujud (intangible resources) dan sumber daya berwujud berupa infrastruktur maupun sumber pendanaan. Nah, sumber pendanaan ini kita sebut saja sebagai sebuah pajak dalam komunitas. Kita sebut juga sumbangan, iuran, atau partisipasi anggota dari komunitas tersebut. Walau tidak bersifat wajib, iuran ini tentu punya daya ikat sosial yang tinggi, dimana seseorang yang tidak berkontribusi atau tidak memberikan sumbangannya tentu akan dikenai sanksi moral, sanksi sosial.

Mengapa ada sanksi?

Pertama, karena orang itu dari sononya bersifat free rider, alias maunya gratis. Mau menikmati suatu manfaat tanpa ada pengorbanan. Apalagi manfaat ini disebut dalam bahasa para ekonom dengan barang publik, barang yang bisa dikonsumsi siapa saja, tanpa perjuangan, tanpa kompetisi. Tentu, siapa saja ingin menikmati tanpa biaya. ini manusiawi dan homo ekonomikus.

Kedua, suatu komunitas perlu kontinuitas, kesinambungan. Jika membayar iuran tidak ditentukan waktu dan apa sanksinya, tentu setiap orang ingin mengelak dari tanggung jawabnya. Tentu ini tidak berlaku untuk semua. Pasti ada saja orang-orang di sekeliling kita yang baik hati, dengan sukarela tanpa dijadwal, tanpa ditegur membayar iuran dengan tertib. Sebab, kalau tidak tertib, komunitas tadi tentu tidak bisa berjalan dengan lancar, alias based on mood. Kalau lagi ada iuran masuk, maka komunitas jalan. Kalau tidak ada, komunitas berhenti.

Trus kalau sudah ada jadwal dan sanksi apa ya cukup? apakah sudah tidak perlu lagi seseorang yang menjaganya? Mengingatkan anggota agar menjalankan kewajibannya sendiri-sendiri? Apa ya kita percaya setiap orang akan menjalankan kewajibannya? SIlahkan dijawab sendiri ya dalam hati, boleh juga dalam tulisan. Nah, tentu masih diperlukan juga orang yang menjaga dan mengingatkan, alias yang mengelola iuran tadi.

Lantas, jika semua sepakat, kira2 tipe orangnya seperti apa yang akan kita tempatkan di sana? Tentu ada kriterianya dong. Coba lihat dalam sebuah komunitas, kira2 tipe orang seperti apa yang akan kita tugasi untuk menarik iuran tadi? Kalau penulis sendiri sih, biasanya yang dipilih kalau bisa orangnya cukup berada (mempunyai sumber daya yang cukup), disegani agar orang takut kepadanya, atau orang yang punya jaringan luas agar ada sumber dana selain iuran yang didapat.

Nah, itu gambaran sederhana saja sih dalam sebuah komunitas yang sederhana juga. Tentu, orang-orang yang tergabung dalam komunitas juga sederhana, seragam. Lantas,  bagaimana jika komunitas tadi menjadi sebuah Negara, yang terdiri dari berbagai tipe orang, berbagai kepentingan, berbagai perilaku? Organisasi seperti apa yang harus dibuat agar iuran untuk negara ini bisa dikumpulkan secara efektif? Silahkan direnungkan. Hak kita bersama untuk memimpikan Indonesia menjadi sebuah Negara yang diperhitungkan di masa mendatang. Lupakan hutang Negara, agar kita mandiri dan berdaulat dalam pembiayaan Negara ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun