Mohon tunggu...
Haris Danial
Haris Danial Mohon Tunggu... Dosen - Lebih suka dengan tantangan

Seorang Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bangkitnya Semangat Literasi Pendidikan Kesetaraan di PKBM Nurain

5 Juni 2021   08:30 Diperbarui: 5 Juni 2021   09:01 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Karakter merupakan bagian integral yang harus dibangun agar generasi muda memiliki sikap dan pola pikir yang berlandaskan moral yang kokoh dan benar. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Widyahening & Wardhani (2016) bahwa pendidikan karakter memiliki peranan penting terhadap kehidupan manusia, khususnya dalam melindungi diri sendiri, membentuk kepribadian seseorang berdasarkan kepercayaan diri setiap individu, dan bahkan memiliki perilaku yang baik untuk saling menghargai terhadap perbedaan.

Pendapat yang sama juga datang dari Diggs & Akos (2016) dan Nurhasanah & Nida (2016) bahwa pendidikan karakter memiliki hubungan yang positif antara kesuksesan akademik untuk membentuk persepsi sosial yang positif. Dalam kaitannya, untuk membangun karakter setiap generasi muda, peranan seorang guru atau tutor dituntut untuk mampu bersikap profesional dalam membangun karakter anak didik sehingga menjadi bangsa Indonesia yang berkarakter baik. Akan tetapi, untuk mewujudkan pribadi yang berkualitas dan terampil, seorang guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga peserta didik aktif dan parstisipatif di dalam kelas. Salah satu hal yang menjadi tantangan tersendiri bagi guru atau tutor adalah motivasi peserta didik yang menurun dalam belajar yang pada akhirnya berimbas pada kesulitan mereka untuk memahami setiap materi yang diajarkan.

Lembaga pendidikan non formal kesetaraan paket A, B, dan C merupakan salah satu lembaga pendidikan yang disediakan bagi warga belajar putus sekolah yang ingin melanjutkan pendidikannya, yang bertujuan untuk mengecam pendidikan yang setara dengan pendidikan formal. Potret pendidikan non formal seperti ini memiliki konsep yang berbeda dengan pendidikan formal pada umumnya. Hal ini terlihat dari beberapa aspek, antara lain: 1) alokasi waktu pembelajaran yang disediakan di dunia pendidikan formal berbeda dengan pendidikan informal kesetaraan, 2) usia peserta didik pada pendidikan informal tidak homogen dan tidak dibatasi pada usia tertentu, dan 3) jenis pekerjaan menjadi salah satu faktor untuk menentukan tingkat keaktifan dan kehadiran di dalam kelas. Dalam hal ini, pekerjaan mempengaruhi cara peserta didik belajar di dalam kelas.

Bentuk pembelajaran non formal di atas biasanya ditemukan pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang pada umumnya mengarah pada pembelajaran kesetaraan. Oleh karena itu, strategi dan cara pembelajaran di dalam kelas harus benar-benar disiapkan dengan matang, termasuk mempersiapkan media yang dapat membangkitkan motivasi warga dalam belajar. Hal ini harus selaras dengan kemampuan daya tangkap peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan. Terlebih lagi, faktor usia dan pekerjaan menjadi dua faktor tertentu yang perlu dipertimbangkan oleh tutor dalam mengajar di dalam kelas.

Pengabdian ini mengarah pada kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan media pembelajaran papan edukasi. Banyak penelitian terdahulu yang telah menerapkan papan edukasi dalam proses pembelajaran bagi usia heterogen. Seperti halnya, Prameswara & Siswanto (2016:424) menjelaskan bahwa permainan papan atau board game dapat memicu setiap pemain dapat langsung berinteraksi dengan karakter dan permainan serta pemain lain sehingga ada interaksi yang memuat permainan menjadi lebih spontan dan dinamis. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Simbolon, Parlindungan, & Sibuea (2018:12) dalam konsep permainan papan edukasi yang diterapkan bagi siswa SMA Negeri 1 Padangsidimpuan dalam mata pelajaran bahasa inggris. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa melalui penerapan permainan papan edukasi, itu dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan kreativitas siswa.  Peserta  didik  dapat  bergiliran  membuat  kalimat  masing-masing  di  sekitar  kelompok,  atau  dapat saling memanggil. Dengan demikian, penelitian-penelitian ini dapat merumuskan bahwa papan edukasi mampu menstimulus karakter dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan pengabdian pada pendidikan kesetaraan Paket C di PKBM Nurain, Kabupaten Bone Bolango dengan mempertimbangkan kondisi kelas yang jauh berbeda atmosfernya dengan lingkungan pendidikan formal pada umumnya. 

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Non Formal bahwa program pendidikan nonformal adalah layanan pendidikan yang diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan kecakapan hidup, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, usia bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan kesetaraan bersifat heterogen. Dalam arti, konsep pendidikan kesetaraan berbeda dengan pendidikan formal yang justru jenjang usia lebih diperhatikan pada angka yang homogen.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan tutor bahasa Inggris dan pengelola PKBM Nurain, beberapa hal yang menjadi kendala bagi setiap tutor dalam mengajarkan peserta didik di dalam kelas, antara lain:

Peserta didik seringkali memetakan diri dalam lingkungan pembelajaran yang heterogen. Konsep ini muncul karena adanya sikap tidak berani dan malu bagi setiap peserta didik yang usia lanjut, yang tidak berani menjawab atau merespon pertanyaan tutor.

Faktor usia yang berjenjang dari 18 -60 tahun menjadi salah satu ketakutan tersendiri baik dari usia muda maupun usia lanjut untuk berinteraksi di dalam kelas

Kompetensi yang tidak seimbang menjadi alasan bagi setiap peserta didik untuk tidak percaya diri dalam merespon apa yang ditanyakan oleh guru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun