Mohon tunggu...
Haris Azhari
Haris Azhari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Megahnya Desain Masjid Kalijodo

6 April 2017   15:57 Diperbarui: 10 April 2017   16:30 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                                Sumber: https://www.kaskus.co.id

Kalijodo Abad Kegelapan

Selain marak dengan aksi premanisme, ibukota Jakarta juga identik dengan kawasan prostitusi baik yang berlokasi di hotel-hotel maupun yang ada di komplek perumahan seperti Kalijodo yang terletak di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Diantara beberapa tempat lokalisasi yang ada di Jakarta, nama Kalijodo yang sering menjadi perbincangan. Apalagi setelah ditutupnya lokalisasi yang berada di Kramat Tunggak pada tahun 1999, Kalijodo menjadi satu-satunya tempat di Jakarta yang paling ramai dikunjungi.

 Berdasarkan catatan sejarah, Kalijodo pada mulanya adalah sebuah lokasi pusat perdagangan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Jakarta dan sekaligus tempat persinggahan untuk mendapatkan gundik atau selir. Karena lokasi untuk mendapatka selir atau gundik tersebut berada di pinggir kali, kemudian muncul istilah yang beredar di masyarakat dengan sebutan Kalijodo atau jika diartikan ke dalam Bahasa Jawa “Sungai Bertemunya Jodoh”.

Lambat laun kondisi Kalijodo berubah, tidak hanya etnis tertentu yang menempati Kalijodo, akan tetapi berbagai etnis juga hadir di sini. Bahkan lokasinya yang strategis dan ramai,  membuat beberapa oknum untuk mengembangkan usahanya dibidang perjudian, selain pelacuran. Perputaran uang di lokasi inipun begitu besar, dampak dari hal ini adalah timbulnya kelompok-kelompok preman yang ingin menguasai wilayah ini.

Ahok dan Kalijodo Pada Abad Pencerahan

Sisi gelap Kalijodo tersebut kini cuma tinggal kenangan. Setelah Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok melakukan penggusuran kurang lebih pada Februari 2016.  Penggusuran ini dilakukan karena Pemprov mengganggap Kalijodo adalah tempat yang sangat tidak memberikan dampak positif sama sekali bagi kehidupan di Jakarta alias lebih banyak madhorotnya daripada manfaatnya.

masjid-58e602aec823bd4b121687b0.jpeg
masjid-58e602aec823bd4b121687b0.jpeg
                                                                                                                                   Sumber: https://www.kaskus.co.id

Meksipun pada awalnya, penggusuran ini mendapatkan protes dari masyarakat. Tapi masyarakat secara perlahan memahami niat Ahok melakukan penggusuran tersebut. Karena secara nyata saat ini wajah Kalijodo  berubah lebih ramah dan nyaman serta menjadi sebuah kawasan multifungsi seperti area jogging, arena bermain anak, amphitheatre, skatepark dan jalur sepeda.

Tidak hanya itu, bahkan Pemprov DKI saat ini tengah membangun masjid yang diberi nama Masjid Jami Al-Mubarokah Kalijodo (tempat yang dilimpahi berkah) di lokasi bekas pelacuran tersebut. Masjid ini nantinya memiliki dua lantai dengan lahan tidak semuanya dijadikan masjid, akan tetapi ada yang disisakan untuk taman. Sekilas  jika dilihat dari gambar desainnya, masjid ini tampak begitu megah, modern dicampur dengan gaya arsitek budaya Betawi. Tentu saja, langkah Ahok mengubah kawasan ini menjadi menjadi lebih humanis, ramah dan nyaman harus mendapatkan apresiasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun