Tidak sedikit orang tua ingin mewariskan "harta" atau "kekayaan" kepada anaknya tatkala sebelum mengakhiri hidupnya.Â
Umumnya, warisan yang diinvestasikan bagi anak adalah materi. Tetapi, tahukah Anda bahwa warisan abadi yang dapat Anda wariskan bagi anak-anak Anda adalah "iman" dan "pengetahuan.""
Saya akan memulai dengan pengetahuan.
Faktanya bahwa tidak sedikit orang tua ingin anaknya mengenyam pendidikan yang baik, bukan? Ya, tentu saja.Â
Namun, hanya sedikit orang tua yang menjadi role model bagi anak untuk mencapai pendidikan yang baik. Apa maksudnya?
Maksudnya adalah proses mencerdaskan atau pengetahuan  dimulai dari rumah, bukan sekolah.Â
Itu bukan berarti saya mengatakan bahwa  pendidikan formal tidak turut andil dalam mencerdaskan anak. Tentu sekolah memiliki andil dalam mencerdaskan anak. Tetapi, pengetahuan dimulai dari rumah.
Dalam bukunya LIT, Tony Reinke menjelaskan bahwa minat membaca anak memerlukan rangsangan dari rumah. Salah satu kebudayaan yang dibangun di barat yang merangsang keingintahuan anak meliputi beberapa hal, antara lain:
Pertama, dengan adanya koleksi buku di rumah, dapat merangsang psikis anak untuk membaca.Â
Namun, ironisnya, di Indonesia, nyaris tidak menemukan perpustakaan pribadi di rumah. Lebih banyak rumah dihiasi dengan fasilitas mewah. Menyedihkan, bukan?
Kedua, saat kumpul keluarga, orang tua akan membaca bagian-bagian penting buku bacaan untuk didengar bersama anggota keluarga.Â