Merebaknya budaya penjiplakan (copy-paste) di dunia akademis semakin menggurita, anehnya di tiap-tiap PT (perguruan tinggi) di Negara kita ini sangat cerdik sekali dalam menutupi dan melindungi penjiplakan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa atau civitas akademik. Penjiplak sudah tidak mengenal rasa malu lagi, apalagi di era zaman yang serba teknologi ini segalanya sudah terbalik: yang jahat tidak merasa malu, sedangkan yang baik merasa malu.
Demikian ramalan jaya baya tentang hal itu: (Banyak orang yang berkarya atau bekerja dengan baik malah malu, lebih baik berbuat tidak jujur saja. Orang malas berkarya atau penjiplak ingin hidup mewah, mengumbar nafsunya menangkarkan kedurhakaanya). Manusia sekarang ini sudah kehilangan rasa malunya. Manusia jadi tebal muka alias tak punya rasa malu khususnya untuk civitas akademik yang menjiplak karya-karya ilmiah orang lain.
Budaya copy paste di kalangan akademis sudah menjadi suatu hal yang wajar untuk dilakukan. Kita bisa membayangkan apa jadinya nanti ketika para dosen dan mahasiswa ternyata adalah seorang yang tidak mempunyai rasa malu dan sukanya menjiplak / mencuri karya ilmiah orang lain. Mereka akan seenaknya, dan memakai segala karya-karya ilmiah hanya untuk semakin besarnya nama dan kekuasaan mereka.
Jangan harap jika perkembangan intelektualitas saat ini semakin menurun dan bobrok, hal itu disebabkan dengan adanya penjiplakan yang semakin meningkat dikalangan akademis. Dengan adanya Penjiplakan yang dilakukan oleh kalangan kaum akademis tanpa adanya rasa malu, niscaya hal itu akan membuat intelektualitas anak bangsa kita tidak berkualitas.
Oleh : Muhammad Harir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H