Mohon tunggu...
Muhammad Harir
Muhammad Harir Mohon Tunggu... -

Cerdas, Militan dan Merakyat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lunturnya Semangat Pergerakan Mahasiswa di Indonesia Abad 21

15 Maret 2011   17:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:46 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam melihat kancah pergerakan mahasiswa di indonesia tentunya kitatidak terlepas dari sejarah pergerakan mahasiswa, yang mana dalam kronik pergerakan mahasiswa sejarah mulai mencatat pergerakan dan perlawanan organisasi pemuda yang sebagian besar adalah mahasiswa terhadap colonial belanda. Tahun 1908 berdirilah organisasi budi utomo yang dipelopori mahasiswa stovia. Selain itu juga tercatat bahwa di tahun 1920 soekarno dan kawan-kawan mendirikan algemeene study club yang mencoba melakukan kegiatan politik yang terlepas dari kampus.hal ini dilakukan karena berangkat dari pemikiran bahwa perguruan tinggi menjadi bagian yang utuh dari imperialism yang dikawal oleh system politik colonial. Dalam system tersebut lembaga pendidikan dijadikan alat hegemoni yang tentu saja tidak mungkin memberikan peluangkepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan melawan sistem penindas. Sampai puncaknya pergerakan-pergerakan tersebut melahirkan peristiwa sumpah pemuda 1928 yang menyatukan cita-cita bersama semua golongan di nusantara dalam satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.Sekitar tahun 1965 ketika keadaan politik dan ekonomiIndonesia yang semakin terpuruk yang disebabkan pertarungan kepentingan antara kekuatan-kekuatan besar dinegara ini seperti partai politik dan kekuatan militer. Akhirnya dipenghujungperiode demokrasi terpimpin lahirlah pergerakan mahasiswa yang tidak puas dengan kondisi Negara dan bermuara diturunkannya soekarno dari tampuk kepresidenan. Hal inimenunjukkanperan yang utuh dan berhasil dari perjuangan mahasiswa walaupun ada indikasi bahwa pergerakan mahasiswa tahun 1966 ditunggangi oleh militer yang kontra terhadap soekarno. Organisasi yang terlibat antara lain KAMI, KAPPI dll.

Dengan jatuhnya orde lama aktivitas mahasiswa tahun 1966 banyak dilibatkjandalam lingkaran kekuasaanorde baru. Sehingga banyak yang mengatakan bahwa aktivitas-aktivitas mahasiswa tahun 1966adalahsalah satu tiang yang menopang pemerintahan otoriter soeharto. Setelah orde lama berhasil ditumbangkan Pada tahun 1970-an, di masa ini gerakan mahasiswa masih sangat dipengaruhi oleh iklim pergerakan 1966 yang bisa dikatakan mahasiswa masih merayakan kemenangannya. Sehingga terbentuklah yang namanya Dewan Mahasiswa (DEMA) dengan memiliki posisi tawar terhadap kebijakan kampus. Selain peran mahasiswa yang cukup besar dalam pendorongan demokratisasi kampus organisasi2 pergerakan mahasiswa juga melakukan pengkritisan terhadap kebijakan orde baru hingga meletuslah peristiwa MALARI 1974 yang merupakan aksi turun kejalan untuk menolak penanaman modal asing. Peristiwa ini menjadi titik balik yang merugikan kekuatan mahasiswa. Regenerasi yang massif pada tubuh gerakan mahasiswa serta pengorganisiran massa rakyat memuncak dengan bergeraknya ratusan ribu demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan rakyat menuntut penghancuran rezim orde baru pada tahun 1998. Kini setelah 12 tahun setelah soeharto jatuh namun perubahan bangsa ini kearah yang cukup baik belum juga kelihatan hasilnya yang terjadi adalah menguatnya kekuatan lama, tidak ditegakkannya hukum, pelanggaran ham terus terjadi serta belum bangkitnya Indonesia dari krisis ekonomi. Hal itu tentu menyisakan sejuta evaluasi bagi kita terhadap gerakan mahasiswa terdahulu yang akan kita jadikan landasan untuk melangkah maju kedepan.

Gerakan mahasiswa harus mampu menyinergiskan perjuangan ekonomis dan politis, yakni bagaimana gerakan mahasiswa menyerang tanpa ampun untuk menuntut perbaikan ekonomi mahasiswa diangkat menjadi perjuangan untuk kepentingan masyarakat. Gerakan mahasiswa haruslah menjadi obor memprogandakan dan melancarkan aksi-aksi massa dalam setiap kesempatan, walau sekecil apapun, yang dapat dipergunakan untuk menunjukkan watak sejati dari para penguasa para birokrasi kampus.Gerakan mahasiswa harus pula menjadi maghnet untuk mempromosikan solidaritas terhadap gerakan-gerakan mahasiswa di kampus-kampus lain mendorong tentang terbentuknya satu penyatuan dalam gerakan mahasiswa ditingkatan yang lebih luas. Walau tetap harus diperhatikan prinsip-prinsip dalam beraliansi, anatara lain kebebasan untuk menjalankan kritik bahkan terhadap kawan-kawan aliansi, penyatuan kekuatan harus dijadikan kekuatan utama.Gerak seperti itu harus juga sinergis dengan aksi-aksi politis dalam meruntukkan kekuasaan borjuasi dengan solidarity maker dengan gerakan rakyat. Pembelejetan terhadap kekuasaan yang tirani dan persatuan-persatuan dengan gerakan rakyat harus selalu dipraktekkan tanpa lelah. Karena dengan persatuan gerakan gerakan rakyat perubahan sosial akan menjadi nyata, pembebasan dari imprealis niscaya akan terwujud.

Muhammad Harir

Anggota Serikat Mahasiswa Indonesia Cabang Semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun