Semua orang sekarang bisa aksi menyampaikan pendapat lewat media sosial, lemahnya, pendapat yang disampaikan tidak lewat diskusi maraton, sehingga kurang dalam dan kolektif. Misal anak BEM bilang "makin banyak orang miskin", tapi "banyaknya berape juta?, kenaikan berapa persen, dia ga tahu. Dimanapun, hampir tiap isi diskusi mahasiswa, selalu sy tanyakan, kamu dari mana?, berapa orang miskin di kotamu?, apakah miskinnya karena malas atau dimiskinkan?.
Pertanyaan kedua pada gak tahu, apalagi yg ketiga, walau mereka di pucuk/staf ketua organisasi. Kayaknya sekarang kalo demo, yg penting siapa kordum dan korlapnya, sementara tim penyusun pernyataan sikap dikesampingkan, atau dipercayakan pada satu orang aja. Padahal tukang ngetik pernyataan sikap ga kalah penting dari yg pegang megaphone.
Mahasiswa/pemuda yg ikut organisasi cenderung lebih suka debat berjam2 soal tata tertib pemilihan Ketua Umum, ketimbang apa dasar pikir dan pernyataan sikap kita soal bangsa ini. Mungkin ini sebab ketika mahasiswa diundang ke ruang kekuasaan dan "diajak" debat oleh tim pemikir penguasa selalu kalah, akhirnya batalkan aksi, sambil gumam di hati “iya juga ya”.
Untuk aksi yg matang (luar, dalam), rasanya grup BBM, WA, telpon2an, apalagi sms-an, dll tak bisa terlalu diandalkan, harus ketemulah bagaimanapun caranya. Istilah orang kampung sy “baiyo mangko bakato, batolan mangko bajalan” agak sulit memang dicapai tanpa pertemuan fisik, kalau dipaksakan jadinya malah “matang di lua, matah di dalam”.
Di Grup2 online itu kadang kita juga ga setara, tak jarang ada yg merasa paling aktivis, akhirnya yg lain malas komen. he2:-)), padahal Tan Malaka aja ga gitu, Tan Malaka disegani rekannya karena tak pernah merasa dirinya paling aktivis. Trus, tujuan aksi juga harus LURUS, jgn dikit2 jatuhkan, kecuali data dan kerusakannya super valid. Akhirnya aksi tanpa diskusi yang serius mendalam hanyalah jalan sehat saja. Selamat Hari Kebangkitan Diskusi, 20 Mei 2015, maaf sebelumnya, salam (@hariqo, Depok, 20 Mei 2015, 01.37 WIB)
sumber foto: http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Serious_Discussion.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H