Di tahun 2021, pandemi belumlah surut. Malah, semakin menggila di pertengahan tahun. Korban jiwa berguguran setiap hari, mungkin setiap jam. Namun, perang terhadap pandemi tidak surut. Badai pandemi di 2021, juga menjadi blessing bagi Presiden Joko Widodo. Berbeda dengan di tahun 2020, kesadaran masyarakat dan juga semangat dunia usaha dalam menghadapi pandemi menjadi perekat gotong royong.
Jokowi banyak diuntungkan, apalagi saat tingkat keterjangkitan semakin menurun dan pada akhirnya bisa mencapai zero positifity. Meski kemudian ada serangan varian Omicron. Namun, momentum ini menjadi rebound buat Jokowi. Joko Widodo kembali hadir seperti saat awal periode I masa jabatan. Dunia usaha mengelu-elukan dia, karena bisnis mulai bergerak lagi.
Menggunakan momentum olah raga dan pariwisata, citra Jokowi terpoles lagi. Apalagi dengan sukses gelaran WSBK di Mandalika. Dari luar, posisi rotasi sebagai Prediensi G-20 membuat dia memiliki posisi tawar baru di dunia internasional. jokowi mendunia.Â
Namun, tidak semua lini positif, ada sejumlah tantangan yang masih harus diselesaikan oleh dia. Sejumlah kasus pelanggaran HAM yang dituding terjadi di dua tahun terakhir tentunya akan menjadi batu sandungan jika tidak segera diselesaikan. termasuk juga penuntasan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu.
Pengelolaan dan komunikasi terhadap oposisi masih memprihatinkan. Apalagi, pendukung Jokowi dan oposisi kerap memainkan isu politik identitas. Ini pun menjadi salah satu pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan oleh jokowi, jika ingin softlanding di 2024.
Memasuki 2022, kesempatan Jokowi menjadi bapak bangsa terbuka lebar. Syaratnya, dia mesti melepas identitas politik dan membaur bersama rakyat. Jokowi meski peka terhadap isu-isu kerakyatan.Â
Hal yang cukup memprihatinkan di periode keduanya. Bahkan dalam sejumlah aksi mahasiswa dia kerap dibilang sebagai antek oligarki. Tentunya karena maraknya konflik horizontal antara rakyat dan penanam modal. Sayangnya, dengan Omnibuslaw Cipta Lapangan Kerja, Jokowi terkesan memposisikan diri bersama pengusaha.
Jika, jokowi bisa mengembalikan kepercayaan rakyat dan mau berdiri di atas seluruh partai politik. Di 2024, dia akan menjadi semacam begawan bangsa yang menjadi rujukan para calon pemimpin yang akan bertarung menggantikan posisinya.Â
Sejumlah PR terutama di bidang penegakkan hukum, tampaknya akan terbawa sampai tahun depan. Kasus-kasus megakorupsi yang berhasil diungkap bakal lanjut di tahun depan. Ini mesti dibarengi dengan reformasi birokrasi yang holistik di BUMN.
Sebagai penutup, tahun 2022 akan menjadi tahun penentu langkah Jokowi menuju 2024. Titik awal aksi untuk meraih simpati dan dukungan publik sekaligus penghimpunan pengaruh. Tahun 2022 akan menjadi titik keseimbangan bagi pendulum Jokowi, jika dikelola dengan baik maka akan menjadi titik terang ke 2024. Namun sebaliknya, jika blunder tentunya akan sangat merugikan posisinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H