Mohon tunggu...
Hari Priyadi
Hari Priyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti lingkungan dan sumberdaya alam. Sekarang tengah menyelesaikan program doktoral di Swedia dan Denmark. Pernah menjadi Ketua Pusat PPI Swedia tahun 2013-2014.

Peneliti lingkungan dan sumberdaya alam. Sekarang tengah menyelesaikan program doktoral di Swedia dan Denmark. Pernah menjadi Ketua Pusat PPI Swedia tahun 2013-2014.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Neraca Perdagangan Indonesia dengan Swedia Sangat Defisit: Catatan Kunjungan Presiden SBY ke Swedia

15 Juni 2013   01:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:00 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13712333681465519149

Neraca Perdagangan Swedia Indonesia

Dalam lima tahun terakhir perdagangan Indonesia dan Swedia menunjukkan kecenderungan peningkatan positif dan mencapai 6,91 persen. Total perdagangan bilateral tahun 2012 mencapai 1,46 miliar dolar AS, meningkat sebesar 28 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,05 miliar dolar AS.

Total ekspor Indonesia ke Swedia tahun 2012 mencapai  180 Juta dollar AS (tahun 2008  128.4 juta dollar AS) berupa produk tekstil, makanan, kopi, tembakau dan bahan-bahan baku. Total impor Indonesia dari Swedia tahun 2012 mencapai 723,6 juta dollar AS (tahun 2008 sebanyak 752,3 juta dollar AS) berupa peralatan telekomunikasi, mesin-mesin industri, alat berat konstruksi dan pertambangan.

Disini terlihat jelas bahwa Indonesia mengalami defisit perdagangan yang sangat besar selama ini, yakni lebih dari 540 juta dollar AS untuk tahun 2012. Hal tersebut harus dicarikan solusinya oleh pemerintah Indonesia.

Walapun bagi Indonesia, Swedia bukan merupakan pangsa pasar yang besar (bila dibandingkan dengan pasar kita ke negara-negara ASEAN, atau Jepang, India dan China) namun kita bisa meningkatkan posisi tawar dengan Swedia, agar perdagangan barang dan jasa kita meningkat lagi. Jangan sampai kita dibanjiri produk-produk teknologi tinggi Swedia, namun kita hanya bisa menjual produk-produk yg mempunyai nilai tambah (added value) yang rendah seperti sekedar bahan-bahan baku (raw materials). Potensi pariswisata kita sangat besar, ini yang bisa kita tawarkan kepada Swedia, agar para wisatawan mereka membanjiri negeri kita, tidak hanya sekedar di Thailand atau Pulau Canary.

Alternatif lain adalah dengan menambah mahasiswa dan peneliti kita belajar berbagai inovasi teknologi dan riset di Swedia sehingga ketika selesai, mereka kembali dan bisa memajukan teknologi dan riset di Indonesia, agar muncul inovasi-inovasi yang bisa diunggulkan bagi bangsa Indonesia.

Kunjungan bersejarah SBY

Beberapa waktu lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah melakukan kunjungan kenegaraan ke Swedia pada tanggal 27-29 Mei 2013.  Tidak hanya sekedar kunjungan kenegaraan, namun ini merupakan kunjungan bersejarah selama lebih dari 50 tahun. Presiden Indonesia sebelumnya yang mengunjungi negara Skandinavia itu adalah mendiang Soekarno yang pada 3-5 Mei 1959.  Presiden SBY beserta rombongan tiba di Swedia pada Senin malam pukul 20.45 dengan pesawat kepresidenan di Bandara Arlanda, Stockholm disambut oleh Menteri Swedia Bidang Kerjasama Pembangunan Internasional, Gunilla Carlsson, Dubes Swedia untuk RI, Ibu Polano dan Duta Besar RI untuk Swedia, Dewa Made Sastrawan.

[caption id="attachment_248940" align="aligncenter" width="881" caption="Ketua PPI Swedia, Hari Priyadi menyambut Presiden SBY di Hotel Grand, Stockholm. Photo @Abror"][/caption]

Selain didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono, turut mendampingi Presiden adalah Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhut Zulkifli Hasan dan Menperin MS Hidayat. Disamping itu ada juga anggota DPR, pengusaha, pejabat pemerintahan turut serta dalam rombongan kenegaraan ini.

Keesokan harinya, Presiden SBY bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono mengunjungi Istana untuk menemui Raja Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia untuk menghadiri jamuan makan siang. Raja Swedia pernah berkunjung ke Indonesia awal 2012 sebagai Ketua Kehormatan Yayasan Pandu Sedunia.

Beberapa kesepakatan penting yang dihasilkan

Pada Selasa, 28 Mei 2013, Presiden Yudhoyono bertemu dengan Perdana Menteri Swedia, Fredrik Reinfeldt. Kedua kepala pemerintah membicarakan tindak lanjut dari pembicaraan yang pernah mereka lakukan saat PM Reinfeldt berkunjung ke Jakarta pada November 2012. Beberapa isu yang dibahas adalah kerja sama bidang layanan kesehatan, lingkungan hidup, transportasi, inovasi, dan pendidikan. Selanjutnya kedua pemimpin  menghadiri penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Swedia mengenai pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Penandatanganan berlangsung di kantor PM Swedia. Dalam pertemuan dengan PM Fredrick Reinfeldt dan Ketua Parlemen Per Wasterberg, sejumlah kerja sama dua negara berhasil disepakati.  Utamanya di bidang kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pemeliharaan perdamaian.

Dalam satu sesi pertemuan informal dengan Menlu Marty Natalegawa, Korpus PPI Swedia, Hari Priyadi, menyampaikan profil mahasiswa Indonesia di Swedia, baik jumlah dan bidang-bidang yang dipelajari di negeri nobel ini. Juga disampaikan ke Menlu agar mahasiswa Indonesia yang belajar di Swedia ditingkatkan dan didukung pendanaannya oleh pemerintah Indonesia. Selain itu kerjasama riset dan teknologi juga lebih ditingkatkan. Menlu Marty setuju dengan poin-poin tersebut, bahkan sudah ada dalam agenda dalam kerjasama ini yakni rencana perusahaan SAAB Group untuk memberikan beasiswa program doktor di bidang engineering untuk 50 orang WNI mulai 2014.

Pentingnya bertemu para pengusaha Swedia

Swedia merupakan negara dengan inovasi yang termasuk tinggi di dunia. Maka adalah ide yang sangat bagus, bila SBY menemui para pengusaha di sana. Dalam sesi pertemuan dengan mereka, SBY bertemu dengan Presiden Direktur (CEO) Ericsson Hans Vestbrr, pendiri IKEA Ingvar Feoder Kamprad, dan Presiden Direktur IKEA Mikael Ohlsson. Ingvar merupakan orang terkaya nomor 412 di dunia versi majalah Forbes dengan nilai kekayaan US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp 31,3 triliun per Maret 2013. Di Swedia, Ingvar merupakan orang terkaya nomor 10. Saat ini, IKEA bersiap untuk masuk ke Indonesia dan membuka toko pertamanya di Indonesia. Lahan 4,5 hektar milik Alam Sutera di Serpong telah dibeli oleh IKEA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun