Pak Amir seorang marbot di sebuat masjid di kawasan Pancoran. Sebagai marbot, selain bertugas mengumandangkan azan, beliau juga membantu menjaga kebersihan masjid, mengumpulkan zakat, infaq, dan sodaqoh dari jemaah, serta mengantar jemput ustad dan ustadzah. Dengan makin banyaknya jemaah masjid, beliau melihat diperlukan perluasan tempat wudhu, pengadaan pompa air, dan penambahan kran air. Selain itu, untuk keperluan mobilisasi juga diperlukan kendaraan bermotor.
Pemenuhan kebutuhan tersebut dirasa mendesak sementara dana kas masjid jumlahnya terbatas. Jika hanya menunggu dana dari kenclengan kotak amal bisa memakan waktu bertahun-tahun. Dengan seizin takmir, Pak Amir berinisiatif mencari donatur dan pada akhirnya dipertemukan dengan Bapak Kahar, seorang yang terkenal dermawan.Â
Sebagai prasyarat memperoleh sumbangan, Bapak Kahar meminta disiapkan proposal yang disertai dengan rincian kebutuhan barang dan harga satuannya. Pak Amir segera menyiapkan proposal tersebut dan meminta persetujuan kepada takmir masjid sebelum menyampaikannya kepada Bapak Kahar. Setelah melakukan evaluasi dan analisa mendalam secara empat mata dengan istrinya, Bapak Kahar memberikan persetujuan dan mencairkan dana bantuan kepada masjid tersebut.
Takmir mempercayakan kepada Pak Amir untuk melaksanakan proyek renovasi tersebut, beserta pengadaan barang dan jasa dalam rangka perluasan tempat wudhu, pengadaan pompa air dan kendaraan bermotor. Pada saat proyek tersebut sudah hampir rampung, takmir melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan proyek tersebut dengan melihat realisasinya secara fisik, memeriksa bukti-bukti pengeluaran, dan membandingkannya dengan proposal yang telah disetujui.
Takmir mengindikasikan adanya beberapa ketidak-sinkronan, diantaranya dalam proposal dianggarkan membeli 10 zak Semen 3 Roda ternyata yang dibeli 10 zak Semen Roda 2, dan rencananya dipasang 4 kran air ternyata malah terpasang 6 kran air. Atas ketidak-sesuaian tersebut, Pak Amir berkilah bahwa ada sedikit ketidak-akuratan dalam pengukuran tempat wudhu dari perkiraan hanya cukup 4 kran air ternyata bisa menampung 6 kran air. Agar biaya tidak bertambah, Pak Amir membeli semen dengan harga satuan yang lebih rendah namun tidak mengurangi volume agar kualitas bangunan tetap kuat terjaga. Takmir tidak dapat menerima alasan perbedaan merk semen dan jumlah kran air terpasang tersebut karena tidak sesuai dengan proposal yang disetujui.
Pengadaan pompa air dan kendaraan bermotor juga dinilai bermasalah oleh takmir karena dalam proposal dianggarkan untuk membeli Sanyo dan Honda ternyata yang dibeli Pak Amir pompa air bermerk Wasser dan motor Yamaha. Untuk kedua perbedaan tersebut, Pak Amir menyatakan bahwa beliau telah mengadakan barang sesuai proposal, yaitu membeli sanyo yang kebetulan merknya Wasser dan membeli honda yang merknya Yamaha.
Selain itu, takmir juga menemukan tembok tempat wudhu dicat berwarna krem yang tidak sesuai dengan proposalnya, yakni berwarna putih dengan list warna kuning di pinggirnya. Atas ketidaksesuaian ini, Pak Amir berdalih bahwa pada saat akan dilakukan pengecatan ada seekor kucing jantan sedang mengejar betina dan secara tidak sengaja memancal kaleng cat tersebut sehingga kedua cat tercampur. Karena tidak ada lagi alokasi dana untuk membeli cat baru, maka cat campuran berwarna krem tersebut yang digunakan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, takmir membuat 5 daftar simpangan: 1. Merk semen tidak sesuai, 2. Jumlah kran air tidak sesuai, 3. Merk pompa air tidak sesuai, 4. Kendaraan bermotor tidak sesuai, dan 5. Warna cat tidak sesuai. Takmir meminta pertanggungjawaban kepada Pak Amir terkait simpangan tersebut. Ketika sedang terjadi silang pendapat dan kegaduhan tersebut, lewatlah Bapak Kahar sang dermawan pemberi bantuan. Takmir melaporkan kepada Bapak Kahar mengenai adanya perbedaan antara proposal yang telah disetujui dengan realisasinya.
Bapak Kahar mengucapkan Alhamdulillah dan terima kasih kepada Pak Amir dan takmir masjid yang telah membantu mewujudkan infaq dan sedekahnya sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Permintaan proposal yang memuat rincian barang dan harga satuan tersebut dimaksudkan untuk membantu menilai rasionalitas, kepatutan, dan kewajaran atas proposal tersebut. Sedangkan persetujuan proposal dan pencairan dana diberikan secara lumpsum alias gelondongan.
Oleh karenanya, perbedaan merk semen, pompa, dan motor tidak dipermasalahkan sepanjang fungsinya sama dan kualitasnya setara. Pemasangan kran air yang lebih banyak justru malah lebih bagus. Berkenaan dengan warna tembok apakah putih atau krem juga tidak dipermasalahkan karena apalah arti sebuah warna, yang terpenting adalah terjaganya kebersihan dan kesucian tempat tersebut. Bapak Kahar telah ikhlas menginfakkan hartanya untuk kemaslahatan umat, jadi sepanjang output dan outcome-nya tercapai, detailnya tidak menjadi masalah karena sesungguhnya syaiton itu bersemayam di dalam detailnya (the devil is in the details).