Mohon tunggu...
hario adji pamungkas
hario adji pamungkas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Foto

Lahir Surabaya, 1968,Apoteker, MM, Dosen, Wirausahawan, anak 3, 1 istri

Selanjutnya

Tutup

Money

Global Marketing dan Filosofi China

7 September 2010   21:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:22 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangatlah tepat hadits Rasullullah SAW, “Uthlubul ‘ Ilman walau bish sin” yang artinya “ Carilah Ilmu walau sampai ke negeri Cina”. Hadits ini memberikan inspirasi bahwa kita harus menuntut ilmu, walau harus pergi sangatjauh ke negeri yang jauh, contoh negeri dalam hal ini adalah Cina. Dalam pengertian yang lain bisa jadi bermakna bahwa negeri Cina memang pantas dijadikan tempat mencari ilmu. Sungguhpun hadits ini menimbulkan perbedaan pendapat atas statusnya.  Apakah ini relevan dengan keadaan sekarang, jaman globalisasi pada berbagai aspek kehidupan; politik, ekonomi, hukum,sosial budaya , teknologi dan lainnya.

Sebuah kata Weiji, yang berarti krisis (crisis) , jika dibuat terpisah maka akan mempunyai makna; Wei berarti bahaya danJi berarti peluang. Menurut kamus Webster’s Ninth New Collegiate DictionaryJi didefinisikan sebagai kesempatan. Jika Weiji tersusun atas dua komponen /morfem wei dan ji, maka Weiji di Indonesia-kan maknanya menjadiKrisis =bahaya + kesempatan.Artinya pada kondisi kritis maka ada potensial bahaya yang terjadi sekaligus peluang atau kesempatan untuk mendapatkan kebaikan, kebaikan ini diartikan keuntungan dalam perdagangan/business .

Kita mengetahui pada beberapa tahun terakhir Negara-negara di Eropa seperti Yunani, Spanyol dan Portugal dihadapkan pada krisis, Yunani sendiri sudah masuk ICU dengan bantuan Perancis dan Germanypada Community of Europe (CE), bahkan sudah ditawarkan intervensi IMF, karena German bersifat ambigu alias tidak tegas, dan lebih memilih melibatkan IMF, sehingga timbul perbedaan yang tajam antara kedua Negara dengan ancaman dari Perancis untuk membubarkan CE yang idenya dulu justru diusung oleh Kanselir Germany Helmut Kohln. Pada saat ini nilai tukar Euro menjadi yang terendah sejak mencapai nilai tukar tertinggi sekitar1.43 US$merosot menjadi sekitar1.22 US$per Euro.

Demikian juga dengan kondisi ekonomi Amerika Serikat yang terpurukpada 3 tahun terakhir, sehingga pemerintahnya mengeluarkan kebijakan Bail Out atau dana talangan bagi perusahaanperusahaan besar yang jatuh bangkrut, dengan mengambil alih dan menjual kembali kepada investor setelah perusahaan tersebut sehat. Keterangan di atas jelas menunjukkan bahwa ekonomi Negara raksasa seperti Amerika dan Negara –negara Eropa pun bisa bangkrut.

Negeri tirai bamboo, begitu sebutannya beberapa dasawarsa yang lalu karena masih tertutup dari dunia luar, kini menjadi raksasa ekonomi dunia, dengan menggeser dominasi Jepang sebagai runner up, sungguhpun Amerika masih sebagai urutan pertama. Setidaknya ini menjadi indikasi bahwa negeri ini telah setiap berkompetisi dengan dunia luar dan terbukti dalam decade terakhir ekonominya menjadi dominan diantara negara-negara adi daya.

Kembali kepada Cina sebagai Negara yang disebut dalam hadits Rasullullah SAW tersebut di atas,bisa juga anggapan bahwa menuntut ilmu di negeri Cina itu ada benarnya, pandangan ini diambil dari penjabaran dari hadits ( baca ucapan Rasullullah ) itu sendiri, karena negeri Cina memiliki nilai-nilai filosofis yang tinggi, diakui atau tidak, nama-nama sepertiConfucius / K’ung Tzu 孔夫子(551-479 SM) danLao Tzu 老子 (570-470 SM), adalah nama filusuf yang terkenal. Bahkan diyakini bahwa penemu kertas adalah Tsai Lun pada masa dinasti Han, 89M.Relevan dengan arti Wei-ji dan memberikan pemahaman bahwa pada saat krisis maka ada bahaya sekaligus ada peluang atau kesempatan untuk mendapat keuntungan. Banyak sekali seminar dan pelatihan di Eropa, Amerika dan tentunya di Asia,termasuk Indonesia (oleh Mark Plus) yang mengangkat issue ini dalam management counseling merekakepada perusahaan besar seperti Indofood Sukses Makmur dengan product mie instant-nya yang beromzet trilyunan.

Sungguhpun seorang Professor Victor H.Mair ahli Bahasa dan Sastra China, Department Bahasa Asia Timur dan Peradaban, Universitas Pennsylvaniatidak sependapat dengan makna Crisis = Bahaya + Kesempatan tersebut.

Di dalam Al Qur’anul Karim Surat Al Insyirah (Lapang Dada) ayat 5 dan 6 yang berbunyi , “Fainna ma’al ‘usri yusraaInna ma’al ‘usri yusraa” yang artinya “Sesungguhnya dimana ada kesulitan di situ ada kelapangan, Sesungguhnya disamping kesulitan ada kelonggaran ” , ayat ini berlaku universal atas kontektual kehidupan manusia seluruh muka bumi, bangsa manapun mereka. Jika kesulitan itu bermakna ada kaitannya dengan bahaya Weidan kemudahan itu pada peluang Ji,makapengertian Wei-Jibisa menjadi relevan dengan AyatAl Qur’an tersebut di atas, Wallahu ‘alam bi shawab.

“Sesungguhnya dimana ada kesulitan di situ ada kelapangan”.

Semoga kita selalu terus berusaha untuk sukses…selalu,

Salam

hario

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun