Mohon tunggu...
hario adji pamungkas
hario adji pamungkas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Foto

Lahir Surabaya, 1968,Apoteker, MM, Dosen, Wirausahawan, anak 4, 1 istri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dua Sisi Mata Uang, Yin-Yang dan Ibadah kepada Sang Khaliq

23 Agustus 2010   15:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:46 4429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tentu kita sudah paham arti harfiah “dua sisi mata uang”, satu sisi bergambar berbeda dengan sisi yang lain pada satu coin, karena tidak ada mata uang/coin yang bergambar sama pada kedua sisinya.Maka kata atau kalimat dua sisi mata uang banyak dipakai untuk menggambarkan suatu pemahaman yang saling berlawanan, berbeda posisi atau apapun. Penggunaan analogi yang lain yang berkaitan dengan keterkaitan dua sisi itu sendiri padasatu benda, artinya dua sifat yang saling berbeda tetapi dimiliki oleh satu benda/subjectyaitu mata uang itu sendiri, yang dalam bentuknya berupa koin logam atau kertas. Dalam suatu pengertian yang utuh maka mempunyai makna dua sifat yang berbeda baikatau buruk yang dimiliki oleh satu benda/subject . Di dalam konteks socialilustrasi dengan menggunakan kata “dua sisi mata uang” ini sering dipakai untuk menggambarkan suatu keadaan, sifat, dilemma, problem, perbuatan, yang muncul atau dialami seseorang/sekelompok, yang akhirnya dihadapkan pada suatu keadaan yangbisa menimbulkan dua penilaian/persepsi/sudut pandang yang berbeda.

Didalam filosofibudaya sastra Cina, Korea, bahkan Jepang kita dapatkan gambar Yin-Yang yang berbentuk lingkaran terbagi sama besar oleh garis spiral/lengkung seperti huruf S, dengan pewarnaan gelap satu sisi dan terang sisi yang lain, didalam masing-masing bagian gelap dan terang diberi bulatan kecildiwarnai gelap untuk sisi yang terang, dan sisi lain sebaliknya. Mungkin makna FilosofiYin-Yang tidak sama persis dengan makna dua sisi mata uang, tetapi keduanya mempunyai kesamaan makna yaitu keseimbangan yang terjadi di alam, dimana keseimbangan yang dimaksud Filosafi Yin-Yang adalah keseimbangan baik dan buruk, keseriusan dan relax/santai/istirahat, kaya dengan miskin,siang dengan malam, amal baik dan kejahatan dan seterusnya, yang semuanya melibatkan manusia sebagai subject.

Di dalam ilmu kesehatanpun kita kenal terminology obat dan racun yang saling bertentangan, meskipun kita tahu bahwa obat bisa menjadi racun, dan sebaliknya racun menjadi obat, bergantung bagaimana kita menempatkan atau menggunakan bahan obat/racun itu sendiri sesuai dengan kaidahdalam dunia pengobatan. Penggunaan istilah dua sisi mata uang ini tepat digunakan sebagai analogi.

Di dalam ajaran agama khususnya agama Islam, phenomena yang dapat menggunakan intepretasi dua sisi mata uang , Yin-Yang, atau sekaligus keduanya merupakan acuanatau tolok ukur bagi penilaian awal sampai hasil akhir, apakah ibadah itu sah atau tidak sah. Tetapi masih ada satu dimensi non fisik yang perlu dijelaskan dalam konteks ibadah manusiayang tidak dimiki atau dijelaskan dengan terminology dua sisi mata uang dan Yin-Yang tersebut . Apa itu ? Penilaian hasil akhir ibadah ini menembus dimensi pengertian sisi yang bersebelahan pada dua sisi mata uang, dan jugamenembus garis pembatas spiral pada Yin-Yang.Selanjutnya, Penilaian hasil akhir ibadah itu sendiri tidak hanya bertumpu pada sudah dikerjakan atau belum, jika sudah maka akan bernilai positif dan belum akan bernilai negative. Bukan seperti ini. Satu contoh : Dalam satu hadits Rasullulah bersabda, “ Betapa banyak orang berpuasa tetapi hanya mendapat lapar dan dahaga”. Hadits ini menjelaskan bahwa meskipun ibadah puasa sudah dikerjakan oleh seseorang, tetapi tidak serta merta bernilai ibadah, masih ada evaluasi lanjutan, dan berhasil tidaknya ibadah, secara syar’i bergantung pada niat, rukun/tata cara puasa itu sendiri.

Dalam Ibadah Puasa Agama Islam masih ada lagi aspek yang lain, yang tidak tercantum secara syar’i dan tidak terjangkau oleh nilai filosofi dua terminology dua sisi mata uang dan Yin-Yang, yaitu yang disebut dengan Ria’, atau pamer. Mengapa Ria’ bisa menggugurkan niat yang sudah lurus , karena niat dilakukan sebelum berpuasa, sedang Ria’ dapat dilakukan sebelum dan sesudah ibadah. Pamer akan membatalkan ibadah itu sendiri, bahkan menjadi perbuatan dosa. Penjelasan ini menunjukkan bahwa nilai-nilai filosofis dalam agama Islam bersifat mandiri atau terpisah dari standar penilaian filosofi lain (baca buatan manusia). Karena Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin bukan agama bagi sekelompok suku atau bangsa di dunia, seperti yang tercantum pada Al Qur’an : Wamaa arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamiin, artinya Dan tidak Aku utus engkau Muhammad melainkan sebagai rahmatan bagi seluruh alam semesta.

Dimensinon fisik yang dapat menembus pada dua sisi mata uang dan Yin-Yang inilah yang disebut Ria’ dan Ikhlas. Ikhlas yang menjadi spirit atau ruh setiap ibadah bagi umat Muslim. Ikhlas ini akan menjadi penilaian yang tertinggi bagi semua ibadah umat manusia.Karena dengan Ikhlas maka ibadah hanya ditujukan kepada sang Khaliq, tidak untuk mendapatkan pahala semata yang telah dijanjikan tetapibenar-benar sebagai perwujudan Iman dan Taqwa, dan akhirnya hanya Ridha Allah yang diharapkan sang hambaNya.

Hendaknya kita berpuasa hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

Semoga bermanfaat.

Salam

Hario

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun