Mohon tunggu...
hario adji pamungkas
hario adji pamungkas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Foto

Lahir Surabaya, 1968,Apoteker, MM, Dosen, Wirausahawan, anak 3, 1 istri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Banyak Anak dan Motivasi untuk Meningkatkan Taraf Kehidupan

24 Agustus 2010   07:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:45 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah pepatah banyak anak banyak rejeki masih berlaku di jaman yang dikatakan orang jaman sulit ? Pepatah ini berlaku pada jaman dahulu setidaknya tahun 60an, sewaktu saya masih kecil. Untuk saat ini jika ditanyakan kepada orang tua, jawaban yang terbanyak mungkin “tidak”, alasannya biaya sekolah mahal, apa-apa mahal,dan seterusnya. Banyak aspek di jaman sekarang sebagai pertimbangan untuk memiliki banyak anak, disamping tentu saja biaya hidup, factor yang dominan lain adalah waktu dan perhatian untuk mengasuh anak.

Tidak ada seorangpun yang tahu kapan mendapat rejeki, berapa besarnya rejeki , bahkan dimana mendapatkan rejeki, karena itu adalah rahasia Ilahi, Tuhan alam semesta. Seorang pedagang bakso keliling dijalur yang sama setiap hari tidak tahu persis siapa pembelinya pada hari ini, sehingga baksonya terjual habis dan mendapat penghasilan. Begitu juga yang berjualan di tempat/warung, tidak tahu persis siapa saja yang akan mampir makan menghabiskan dagangannya. Ini sebagai sekelumit contoh datangnya rejeki. Sebagai apapun kita, tidak akan bisa menjaminapa yang akan kita dapatkan pada hari-hari selanjutnya.

Ada satu pertanyaan, bagaimana jika sebagai pegawai negeri, yang sudah tertentu gaji dan pendapatan, apakah itu sudah tertentu penghasilannya ?Itu betul, penghasilan akan bertambah secara regular sesuai dengan kenaikan pangkat, golongan, jabatan, dan kenaikan gaji dari pemerintah yang biasanya diumumkan pada bulan Maret menjelang penyususunan RAPBN. Tetapi tahukah kita bahwa rejeki tetap juga tidak dapat diprediksi, tiba-tiba terjadi pertemuan dengan teman dan terjadilah transaksi bisnis. Intinya adalah maukah kita mencari rejeki atau karunia yang diberikan Allah SangPenguasa jagat raya?

Di dalam kitab suci Al Qur’andisebutkan bahwa “ Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha mengubah nasibnya sendiri “, ini menandakan bahwa nasib itu harus diperjuangkan dengan segala ikhtiar atau usaha sekuat-kuatnya, baru kita diperintahkan untuk memohon kepada Allah agar usaha kita diberi rahmat dan berhasil . Sadarkah kita bahwa seberapa besar yang kita inginkan juga bergantung dari usaha kita ? Bekerja keras akan memberikan hasil yang lebih banyak dari santai, ini adalah Sunatullah atau disebut hukum alam dalam bahasa sosial.

Dalam hal investasi di dunia ini, investasi apakah yang paling bernilai dan strategis ? Saya berani pastikan bahwainvestasi yang paling berharga adalah generasi penerus alias anak keturunan kita.

Segala yang kita berikan kepada anak mulai dari makanan, pendidikan, lingkungan pergaulan, sarana dan prasarana merupakan investasi bagi masa depan generasi kita. Apakah investasi itu bisa kembali menjadi asset yang berharga di kemudian hari ? jawabannya tentu bisa !! Jika anak kita menjadi generasi unggulan maka akan mempunyai masa depan yang baik, mengapa karena telah dipersiapkan lahir dan mentalnya untuk siap berkompetisi menyongsong masa depannya dengan optimis. Berapa besarnya biaya investasi bagi pengembangan potensi diri anak ini relative, tidak harus selalu sama dan harus mahal. Sifat hemat dan selektif harus dipakai dalah kehidupan management keuangan keluarga akan sangat membantu bagi pencapaian hasil yang optimum. Relevan jika kita mempunyai keturunan yang unggul dan jumlahnya banyak maka akan memperbaiki status ekonomisekaligus status sosial pada generasi berikutnya.

Aspek-aspek apa saja yang perlu bagi pengembangan potensi anak ? Yang terpenting adalah mental spiritual, karena ini adalah merupakan asset dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu, sedangkan aspek lainnya akan menjadi penunjang dan pelengkap untuk menjadikan individu yang mendekati sempurna. Membentuk mental yang tangguh bukan hal yang mudah dalam keluarga, ini membutuhkan perhatian yang serius dan berkesinambungan, dan harus dilakukan oleh kedua orang tua secara bersama- sama dan saling mendukung. Mengapa harus demikian ? Karena visi pendidikan orang tua (baca Ayah Ibu) harus satu bahasa, jangan sampai Ayah mengatakanA sedang Ibu mengatakan B kepada sang anak. Ini akan bersifat kontra produktif. Jangan pernah merasa bersalah mendidik anak mandiri dalam menyelesaikan tugas atau kewajiban yang harus ditunaikan sang anak, meskipun itu kadang menyulitkan anak. Ini adalah latihan mental yang sangat penting, agar generasi kita menjadi handal dalam mengatasi kesulitan dan tantangannya di masa yang akan datang. Jadikan waktu dan kesempatan mendidik anak sebagai sebagai sesuatu yang ekslusif, khusus, spesial, dan ini adalah sangat strategis bagi keberhasilan anak dimasa mendatang.

Sebagai orang tua yang bertanggung jawab mendidik dan memberikan fasilitas sesuai dengan kemampuan kita, maka kita harus terus berjuang untuk meningkatkan penghasilan, apapun caranya selama itu halal. Perjuangan untuk meningkatkan taraf hidup memang tidaklah mudah, tetapi panggilan akan rasa tanggung jawab yang tinggi itulah yang akan menjadikan semangat dan motivasi bagi perbaikan nasib dimasa akan dating. Tentunya semuanya harus dengan perencanaan yang baik, dan harus disesuaikan dengan keadaan kita masing-masing. Tanyalah kepada orang yang ahli dalam hal management pendidikan, atau belajarlah terus bagaimana cara kita meningkatkan penghasilan untuk menyongsong kebutuhan yang semakin lama semakin bertambah. Yakinlah bahwa Allah selalu menolong hambaNya yang berjuang dengan bersungguh-sungguh di jalan kebenaran /jalan Allah (baca Berjihad fii Sabillillah). Inti dari semuanya adalah bagaimana kita selalu berjuang dengan rasa optimist dan dengan penuh harapan memohon kepada Sang Khaliq agar kita diberi kesabaran dan keberhasilan mendidik anak-anak kita menjadi generasi yang suksesmateri maupun Spiritual, sebagai hambaNya yang beriman dan bertaqwa.

Semoga ini memotivasi kita bersama dalam menyongsong hari depan anak-anak dan  keluarga kita. Amin

Salam

Hario

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun