Dewasa ini, sebagian masyarakat lebih memilih menggunakan terapi-terapi komplementer untuk mengatasi masalah kesehatan mereka dibandingkan dengan menggunakan layanan medis. Hal tersebut tidaklah mengherankan. Sebab terapi komplementer apabila diterapkan dengan tepat dapat menyembuhkan penyakit secara efektif. Namun masyarakat juga harus selektif dalam menentukan terapi apa yang akan digunakan, yaitu dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya.
Terapi komplememter dapat diterapkan untuk berbagai macam penyakit, tak terkecuali gangguan pada integritas kulit. Salah satu bahan yang cukup efektif digunakan adalah madu. Sejak puluhan ribu tahun lalu, madu banyak digunakan untuk mengobati beragam jenis penyakit, antara lain penyakit lambung dan batuk. Tidak hanya itu, banyak pula penelitian yang mengaitkan manfaat madu dengan berbagai terapi tropikal untuk penyembuhan luka seperti luka bakar, infeksi, luka pasca operasi, dan ulkus, baik ulkus dekubitus maupun ulkus yang disebebkan diabetus melitus.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Ternyata madu memiliki beberapa kandungan dan sifat yang menunjang proses penyembuhan luka, seperti sifat asam yang mencegah bakteri untuk berkoloni dan menurunkan pH luka sehingga memudahkan proses epitelisasi, kandungan air yang memberi kelembaban pada luka sebagai moisture balance.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H